Berbakti dengan Ilmu

"Dalam meraih keberhasilan akan penuh dengan tantangan"

February 7, 2024

UNDIKMA MELEPAS 5 DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN DAN 67 MAHASISWA PESERTA KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 7 TAHUN 2024


RBC, 6/02/2024. Acara Pelepasan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Mahasiswa Peserta Kampus Mengajar Angkatan 7 Tahun 2024 yang dilaksanakan di Ruang Sidang Bacalah Universitas Pendidikan Mandalika. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi. Kemeterian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi nomor 0680/E2.E2.1/DT.01.02/2024 tertanggal 29 Januari 2024 tentang Pemberitahuan Daftar Peserta Program Kampus mengajar Angkatan 7 Tahun 2024, selanjutnya dipertegas dengan Surat Pengantar Penugasan DPL dan Mahassiwa Peserta Oleh Rektor Universitas Pendidikan Mandalika dengan Nomor 311/R/DK/UNDIKMA/2024 Tertanggal 31 Januari 2024, Jumlah DPL yang ditugaskan dalam mendampingi peserta Kampus Mengajar Angkatan 7 tahun 2024 sebanyak 5 Dosen, dan jumlah mahasiswa peserta yang dilepas dari Universitas Pendidikan Mandalika sebanyak 67 mahassiwa.

Peserta Mahasiwa sebanyak 67 Mahasiswa yang tersebar dari (4) empat Fakultas yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) yang terdiri dari tiga Program Studi yaitu Program Studi S1 Teknologi Pendidikan sebanyak 8 Mahassiwa, Program Studi S1 Administrasi Pendidikan Sebanyak 9 Mahasiswa, Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling Sebanyak 20 Mahasiswa. Peserta Kampus Mengajar Angkatan 7 yang berasal dari Fakultas Sains Teknik dan Terapan (FSTT) yang berasal dari Program Studi S1 Pendidikan Biologi Sebanyak 2 Mahasiswa, Program Studi S1 Pendidikan Matematika Sebanyak 7 Mahasiswa, Program Studi S1 Pendidikan Fisika sebanyak 7 Mahasiswa. Fakultas Budaya Manajemen dan Bisnis (FBMB) yang berasal dari Program Studi S1 Bahasa Inggris sebnayak 6 Mahassiwa. Dan dari Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat (FKKM) yang terdiri dari Program Studi S1 Pendidikan Olahraga dan Kesehatan sebanyak 5 Mahasiswa, dan dari Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat sebnayak 1 Mahasiswa.

Dalam Sambutan oleh Bapak Rektor Universitas Pendidikan Mandalika Prof. Drs. Kusno, DEA., Ph.D. menyampikan bahwa Kegiatan Kampus Mengajar merupakan bagian dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dilaksanakan di Satuan Pendidikan, dan Peserta yang lolos Program Kampus Mengajar ini melalui seleksi dan Pembekalan yang ketat, dan mahasiswa yang lolos dalam program ini adalah Mahasiwa yang sangat beruntung, sehingga program ini dilaksanakan dengan serius dan penuh tanggung jawab, serta dalam pelaksanaannya hendaknya dijadikan kesempatan untuk selalu belajar dan mengembangkan diri sebagai Calon Guru yang Profesional kelak.

Peserta Kampus Mengajar Angkatan 7 Tahun 2024 ini dilaksanakan pada Satuan Pendidikan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tersebar pada satuan Pendidikan dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mataram, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Utara, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Barat. (Memed, 070224).

March 18, 2023

MEMAHAMI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DALAM KURIKULUM MERDEKA

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari-tema tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. 
Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya. Sejak tahun 1990-an, pendidik dan praktisi Pendidikan di seluruh dunia mulai menyadari bahwa mempelajari hal-hal di luar kelas dapat membantu peserta didik mendapatkan pemahaman bahwa yang dipelajari di sekolah memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-sehari. Jauh sebelum itu, Ki Hajar Dewantara sudah menegaskan pentingnya peserta didik mempelajari hal-hal di luar kelas, namun sayangnya selama ini pelaksanaan hal tersebut belum optimal. 
Dunia saat ini semakin modern dengan kemajuan berkelanjutan yang dicapai melalui berbagai inisiatif projek yang sukses. Kegiatan seperti membuat masakan untuk keluarga, merapikan halaman rumah, atau mengadakan acara pentas seni sekolah, adalah contoh projek-projek yang dapat dijalankan sehari- hari. Memecahkan masalah dunia nyata penting bagi orang dewasa, dan juga anak-anak. Agar anak- anak dapat memecahkan masalah dunia nyata, kita harus mempersiapkan mereka dengan pengalaman (pengetahuan) dan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman. 
Dalam upaya mempersiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan kompetensi tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mencanangkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila. Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu tema menantang. Projek didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi. 
Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
1. Holistik 
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah- pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja, kerangka berpikir holistic mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh karenanya, setiap tema projek yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek, seperti peserta didik, guru, sekolah, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari 
2. Kontektual 
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong guru dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, sekolah sebagai penyelenggara kegiatan projek harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup sekolah. Tema-tema projek yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing. Dengan mendasarkan projek pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian, diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya. 
3. Berpusat pada Peserta Didik 
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri. Guru diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi. Sebaliknya, guru sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri. Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. 
4. Eksploratif 
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran. Oleh karenanya projek ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, guru tetap dapat merancang kegiatan projek secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya. Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam pelajaran intrakurikuler. 
Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Bagi Kepala Sekolah. Menjadikan sekolah sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat. Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya. 
Bagi Guru. Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila. Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas. Mengembangkan kompetensi sebagai guru yang terbuka untuk berkolaborasi dengan guru dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran. 
Bagi Peserta Didik. Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga duniayang aktif. Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan projek pada periode waktu tertentu. Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar. Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar. Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan secara optimal.

September 2, 2021

TIM UNDIKMA MELAKSANAKAN PENDAMPINGAN SMK-PK (PUSAT KEUNGGULAN) DI SMK NEGERI 3 MATARAM

 

Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang Penugasan Perguruan Tinggi sebagai Pelaksana Pendampingan Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan Tahun 2021. Universitas Pendidikan Mandalika (Undikma) dipercaya melakukan pendampingan SMK PK sebanyak empat SMK yaitu SMK Beringin Jaya Kabupaten Dompu, SMKN 1 Pringabaya Kabupaten Lombok Timur dan SMKN 2 Mataram dan SMKN 3 Mataram di Kota Mataram.

Perguruan Tinggi sebagai pendamping SMK Pusat Keunggulan bertujuan membantu SMK untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tujuan Program SMK Pusat Keunggulan, menganalisa kekuatan dan kelemahan, serta mengembangkan potensi yang ada di SMK, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya, untuk mencapai tujuan Program SMK Pusat Keunggulan dan membantu SMK dalam merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan program SMK Pusat Keunggulan.

Dalam Pelaksanaan pendampingan yang dilakukan oleh tim pendamping antara lain: pertama, Pelaksanaan koordinasi dengan unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, perguruan tinggi lainnya, dinas pendidikan provinsi, dan dinas terkait. Kedua, Pendampingan pemenuhan 8 (delapan) standar nasional Pendidikan dan implementasi link and match dengan dunia kerja. Ketiga, Fasilitasi dan/atau pelatihan pelaksanaan in house training (IHT) kepada kepala sekolah dan guru di SMK pelaksana Program SMK Pusat keunggulan, serta pengawas sekolah. Keempat, Fasilitasi implementasi pembelajaran berbasis komunitas kepada kepala sekolah dan guru di SMK pelaksana Program SMK Pusat keunggulan, serta pengawas sekolah. Kelima, Pendampingan kepala sekolah di SMK pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan dalam penyusunan perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan SMK. Keenam, Pendampingan penggunaan teknologi bagi kepala sekolah dan guru di SMK pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan, Ketujuh, Penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaksanaan tindak lanjut capaian pembelajaran di SMK pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan.

Pendampingan SMK-Pusat Keungulan pada masing-masing SMK yang menjadi tugas pendampingan Universitas Pendidikan Mandalika (Undikma) dengan kompetensi Keahlian tertentu sebagai contoh pada SMK Negeri 3 Mataram Kota Mataram dengan Program Keahlian Teknik Geomatika dan Teknik Geopasial, Pada SMK Negeri 2 Mataram Kota Mataram dengan Program Keahlian Teknik Daring dan Pemasaran. Pada SMK Negeri 1 Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur dengan Program Keahlian Teknik Energi Terbarukan. Pada SMK Bringin Jaya Kabupaten Dompu dengan Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (HA. 2/9/21).

August 24, 2021

KESPEKATAN POLA PENGASUHAN POSITIF

 Identifikasi Masalah

Mengingat usia anak kami Arkhan Ahmad (15 Mei 2019) pada saat ini baru berumur 6 bulan lebih, permasalahan yang sering kami hadapi adalah anak kami ini sering muntah bila diberikan susu, sehingga berakibat pada peningkatan berat badan yang melambat dari pertumbuhan perkembangan anak seusianya.

Prioritas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas yang menjadi prioritas masalah adalah pada pemberian susu yang perlu pengontrolan dan pembersihan wadah susu yang steril, sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman pada anak.

Poin Kesepakatan dalam pemecahan masalah

melihat masalah dan prioritas masalah diatas, maka kami bersepakat untuk melakukan beberapa hal dalam mengatasi masalah tersebut, diataranya:

Tidak melakukan pergantian susu, sebelum melakukan konsultasi;

Bila melakukan pergantian susu harus memperhatikan aspek nutrisi dan kebutuhan sesuai perkembangan anak seusianya, serta kehalalannya;

Melakukan pembersihan wadah susu yang telah dipakai (cukup sekali pakai) dengan dimasak setelah dicuci; 

Tidak memberikan susu yang telah dibuat lebih dari satu jam setengah.

Demikian kesepakatan ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya, dibuat di Mataram pada hari Selasa tanggal dua puluh enam tahun dua ribu sembilan belas.

Yang membuat kesepakatan,

Isteri

 

 

 

 

 

 

Suami

 

 

 

 

 

 

 

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR

Pengertian

Pengambilan keputusan karir merupakan sebuah proses dalam memilih sebuah pekerjaan (Zunker, 1994). Sedangkan menurut Brown dan Brooks (dalam Rowland, 2004) mendefinisikan pengambilan keputusan karir sebagai sebuah proses pemikiran seseorang dalam mengintegrasikan atau menggabungkan pengatahuan tentang dirinya dengan pengetahuan suatu pekerjaan untuk membuat pilihan berkaitan dengan karir.

Pengambilan keputusan karir menurut Hartono (2016) adalah suatu proses dinamis dan berkelanjutan untuk membuat pilihan karir dari beberapa alternatif pilihan karir yang ada dimasyarakat, berdasarkan hasil pemahaman diri (self-knowledge) dan pemahaman karir (occupational knowledge). Setiap manusia pada dasarnya menginginkan kesejahteraan hidup. Untuk mencapai keinginan itu, dibutuhkan persiapan karir yang memadai, diantaranya daam hal pengambilan keputusan karir, sehingga karir yang dipilihnya merupakan keputusan tepat bagi dirinya. Ketepatan pengambilan keputusan karir didasarkan pada kesesuaian antara apa yang dimiliki dan apa yang diinginkan Sharf (dalam Hartono, 2016).

Sukardi (1993) menyatakan bahwa pengambilan keputusan karir merupakan   suatu   proses   dimana seseorang mengadakan   suatu   seleksi terhadap beberapa pilihan dalam rencana masa depan. Sejalan dengan pendapat dari Munandir (1996) menyatakan bahwa keputusan karir yang dimaksud adalah keputusan yang diambil secara arif dan penuh telaah serta penuh pertimbangan. Pengambilan keputusan seperti ini mutlak demi keberhasilan dalam hidupnya kelak dengan karir yang dipilihnya tersebut.

Pengambilan keputusan karir menurut Conger adalah usaha menemukan dan melakukan pilihan diantara berbagai kemungkinan yang timbul dalam proses pemilihan karir. Tolbert (dalam Manrihu, 1992 berpendapat pengambilan keputusan karir adalah suatu proses sistematik dimana berbagai data digunakan dan dianalisis atas dasar prosedur-prosedur yang eksplisit, dan hasil-hasilnya dievaluasi sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan Hollands menyatakan pengambilan keputusan berdasarkan asumsi mengenai pilihan karier yang diekspresikan atau diungkapkan melalui kepribadian seseorang; pilihan pekerjaan merupakan penggambaran ekspresi seseorang yang terlihat pada motivasi, pengetahuan, kepribadian dan kemampuan.

Mitchell & Krumboltz (1987) mengatakan bahwa seseorang mengambil keputusan karir karena ia terlibat dalam berbagai perilaku yang mengarah kesuatu karir. Beberapa perilaku-perilaku pengambilan keputusan karir antara lain bersekolah, serta memasuki program pelatihan, melamar pekerjaan, meningkatkan pekerjaan, perubahan jabatan atau memasuki pekerjaan baru.

Teori pengambilan keputusan karir menurut Tiedeman dan OHara (dalam Manrihu, 1992) menyatakan bahwa identitas karir individu terbentuk oleh pengambilan keputusan yang menjadi sasaran pemahaman dan kehendak individu. Pengambilan keputusan merupakan upaya untuk membantu individu untuk menyadari semua faktor yang melekat pada pengambilan keputusan sehingga mereka mampu membuat pilhan-pilihan yang didasarkan pada pengetahuan tentang diri dan informasi lingkungan yang sesuai.

Pengambilan keputusan karir adalah suatu proses seleksi atau pemilihan dari beberapa alternatif pilihan karir yang ada, berdasarkan hasil pemahaman diri dan pemahaman karir serta perilaku pengambilan keputusan karir meliputi kersekolah, serta memasuki program pelatihan, melamar pekerjaan, meningkatkan pekerjaan, perubahan jabatan dan memasuki pekerjaan baru.

Aspek Pengambilan Keputusan Karir

Esensi dari sebuah pengambilan keputusan adalah proses penentuan pilihan (Sharf,  1992).  Secara alami,  manusia akan diperhadapkan kepada berbagai pilihan dan secara alami juga ia dilatih mengambil keputusan dari pilihan-pilihan  hidup  yang  dialaminya.  Oleh karena  itu sesungguhnya manusia akan terus menerus menentukan pilihan hidup dari waktu  ke  waktu  sampai  akhir kehidupan.  Proses  inilah  yang  disebut dengan pengambilan keputusan (Sharf, 1992). Jadi, esensi dari sebuah pengambilan keputusan adalah proses penentuan pilhan. Hanya saja pada kenyataannya ada individu yang mampu dengan   tepat   mengambil keputusan ada juga yang tidak mampu. Berdasarkan uraian tersebut bahwa pengambilan keputusan karir adalah proses penentuan pilihan karir. Mengantisipasi sebuah pilihan merupakan proses mengarahkan individu pada suatu pilihan  yang tepat.  David  V.  Tiedeman (Sharf,  1992) mengemukakan bahwa keputusan untuk memilih pekerjaan, jabatan atau karir tertentu merupakan suatu rentetan akibat dari keputusan-keputusan yang dibuat individu pada tahap-tahap kehidupannya di masa lalu. Tiedeman dan OHara (Sharf, 1992) membagi antisipasi dalam membuat keputusan karir menjadi empat proses, yaitu eksplorasi, kristalisasi, pemilihan, dan klarifikasi. Tiedeman menegaskan bahwa tahapan tersebut sebagai panduan dalam mengantisipasi suatu keputusan.

Eksplorasi. Eksplorasi yang dimaksud adalah penjelajahan terhadap kemungkinan alternatif keputusan yang akan diambil. Melalui eksplorasi ini, individu mengetahui dengan jelas konsekuensi apa yang akan dialami jika mengambil keputusannya tersebut.

Kristalisasi. Tiedeman dan OHara (Sharf, 1992) berasumsi bahwa kristalisasi merupakan sebuah stabilisasi dari representasi berpikir. Pada tahap ini, pemikiran dan perasaan  mulai terpadu dan teratur. Keyakinan atas pilihan yang akan diambil menguat.

Pemilihan. Samahalnya dengan perkembangan  kristalisasi, proses pemilihan pun terjadi. Masalah-masalah individu berorientasi kepada tujuan yang relevan, yaitu individu mulai mengorganisir dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap berbagai pilihan karir masa depan. Sehingga pada tahap ini individu percaya atas pilihannya.

Klarifikasi. Ketika seorang induvidu membuat keputusan lalu melakukannya,  mungkin dalam perjalanannya ada yang lancar mungkin ada yang mempertanyakan kembali karena kebingungan. Pada saat individu mengalami kebingungan, seharusnya individu tersebut melakukan eksplorasi kembali, kristalisasi, lalu melakukan pemilihan alternative kembali dan seterusnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengambilan keputusan karir

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Pengambilan keputusan karir siswa yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar. Berdasarkan menurut Fathurrahman dan Sulistyorini (2012) faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir siswa dari dalam diri diantaranya adalah:

Faktor jasmaniah. Faktor jasmani adalah berkaitan dengan kondisi pada organ- organ tubuh manusia yang berpengaruh pada kesehatan manusia. Siswa yang memiliki kelainan, seperti cacat tubuh, kelainan fungsi kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku dan kelainan pada indra, terutama indra penglihatan dan pendengaran akan sulit menyerap informasi yang diberikan guru dalam kelas.

Faktor psikologis. Faktor  psikologi   yang   mempengaruhi   prestasi belajar adalah faktor  yang berasal dari sifat bawaan siswa dari lahir maupun dari apa yang telah diperoleh dari belajar. Adapun faktor-faktor psikologis itu adalah: Inteligensi atau kecerdasan, Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. intelejensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam sistuasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Bakat. Bakat adalah kemampuan untuk belajar dan kemampuan akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar dan berlatih. Dari pengertian diatas jelaslah, bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Minat. Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan  mengenang beberapa kegiatan.  Minat  adalah  perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu objek. Motivasi siswa, dalam pembelajaran motivasi adalah suatau yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Sikap siswa, sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya baik positif maupun negatif.

Faktor Internal. Faktor-faktor internal adalah  faktor yang  berasal dari dalam diri individu sendiri, faktor itu antara lain: 1). Nilai-nilai   kehidupan yaitu ideal-ideal yang dikerjakan oleh seseorang, dimana dan kapan pun juga. Sekali terbentuk, nilai-nilai ini memegang peranan yang penting dalam keseluruhan perilaku seseorang dan mempengaruhi seluruh harapan serta lingkup aspirasi dalam hidup, termasuk bidang pekerjaan yang dipilih dan ditekuni. 2). Taraf intelegensi yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang dalamnya berpikir memegang peranan penting 3). Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol disuatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian. 4).  Minat  yaitu  kecenderungan  yang agak  menetap  pada  seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung  dalam  berbagai  kegiatan  yang berkaitan  dengan bidang itu. 5). Sifat-sifat yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak khas  pada seseorang, seperti  riang  gembira, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel, ceroboh, dan banyak lagi. 6). Pengetahuan yaitu  informasi  yang  dimiliki tentang  bidang-bidang pekerjaan tentang diri sendiri. 7) Keadaan jasmani yaitu ciri-ciri fisik dimiliki seseorang seperti tinggi badan, tampan dan tidak tampan, ketajaman penglihatan jenis kelamin.

Faktor Eksternal. Sedangkan faktor dari luar, yang dapat mempengaruhi Pengambilan keputusan karir adalah: Faktor keluarga, Keluarga merupakan tempat pertamakali anak merasakan pendidikan, karena didalam keluargalah anak tumbuh   dan   berkembang   dengan   baik,   sehingga   secara langsung maupun tidak langsung keberadaan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Status sosial-ekonomi keluarga yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi  rendahnya  pendapatan  orang  tua,  jabatan  ayah atau  ibu, daerah tempat tinggal dan suku bangsa.

Faktor sekolah, Sekolah  merupakan  lembaga  pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Pendidikan pengaruh dari sekolah yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan  kepada  anak  didik  oleh  staf petugas  bimbingan tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi  rendahnya status  sosial,  jabatan,  dan  kecocokan  jabatan tertentu untuk anak laki-laki atau perempuan.

Lingkungan masyarakat, Lingkungan masyarakat jugak merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit mempengaruhi terhadap hasil belajar. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak,sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

DAFTAR PUSTAKA

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier Di Sekolah. Jakarta: Jalan Pintu Satu.

Sharf. 1992. Applying Career Development Theory of Counseling. California: Wadswort, inc.

Hariadi Ahmad dan Aluh Hartati. 2016. Panduan Pelatihan Self Advocacy Siswa SMP untuk Konselor Sekolah. LPP Mandala. Mataram

Zunker, V. G. 2006. Career counseling: a holistic approach. (L. Gebo, Ed.). Singapore: Thomson.