Berbakti dengan Ilmu

"Dalam meraih keberhasilan akan penuh dengan tantangan"

June 2, 2017

EMPATI



Makna Hakiki Empati:
  • Berpikir bersama konseli
  • Berpikir dengan konseli
  • (Bukan berpikir untuk konseli)
  • (Bukan berpikir tentang konseli)
Bagaimana dunia internal mengejawantahkan dalam konseling
  • Hubungan empatik selalu melibatkan saling pengaruh (interplay) pengalaman dunia dalam konseli dengan pengalaman dunia dalam konselor
  • Pengejawantahan dunia internal ke dunia eksternal dan relasi interpersonal terjadi melalui mekanisme identifikasi proyektif yang berlangsung secara nirsadar
-          Proyeksi
-          Identifikasi Introyektif
-          Identifikasi Proyektor (orang yang mencurahkan proyeksi)
Proyeksi
  • Seseorang mencurahkan bagian dari dunia internalnya ke orang lain dan dunia luar
  • Dalam curahan proyeksi itu terkandung perasaan, pikiran, gagasan dan representasi diri
Identifikasi Introyektif
Orang yang menerima curahan proyeksi (resipien) secara nirsadar mengidentifikasi dirinya dengan curahan proyeksi itu, dan merasakan tekanan interpersonal yang sama-sama untuk menjadi sama dan bertindak sama dengan curahan proyeksi itu.
Identifikasi Proyektor
Sang proyektor secara nirsadar mengidentifikasi dirinya dengan curahan proyeksinya sendiri, dank arena resipien terdorong untuk menjadi sama dengan curahan proyeksi itu, maka sang proyektor pun secara subyektif mengalami perasaan bersatu dengan resipien.


            Proyektor                                                                   Resipien
                                                            Proyeksi
                                    (Komponen Pertama Identifikasi Proyektif)

Proyektor                                                      Resipien
                                                Introyeksi Proyektif
                                    (Komponen Kedua Identifikasi Proyektif)


Proyektor                                                   Resipien
                                                Identifikasi Proyektor
                                    (Komponen Ketiga Identifikasi Proyektif)

Pentingnya Empati
  • Secara alamiah empati selalu tepat dan berlangsung dalam hubungan ibu-anak (mother-child dyad)
  • Konseling memiliki cirri-ciri yang serupa dengan cirri-ciri hubungan ibu-anak yang berhasil menumbuhkembangkan kepribadian si anak:
-          Perjumpaan manusiawi yang otentik
-          Empati
-          Pemuasan
-          Frustasi
  • Menghidupi dan memelihara relasi konseling dengan cara menyediakan “kendaraan” bagi konselor untuk menjadi tokoh yang secara emosional penting dan berpengaruh dalam kehidupan konseli.
  • Untuk konseli yang memiliki self-structure memadai: membantu mengaktualisasikan potensi-potensi yang tersimpan di dalam dirinya (Carl Rogers)
  • Untuk konseli yang memiliki self-structure kurang memadai: memperbaiki self-structure yang kurang memadai itu dengan cara membantu menyelesaikan proses perkembangan self yang selama ini berhenti (Heinz Kohut)
  • Kohut menyebut peran tersebut sebagai corrective emotional experience
  • Dalam terminology Eric Berne, peran yang diejawantahkan empati adalah reparenting.
  • Dalam terminology Winnicot, peran yang diejawantahkan empati adalah memungkinkan pengubahan false self menjadi true self.
Bagaimana mewujudkan empati?
  • Memvalidasi pengalaman konseling (memberi tanggapan validasi)
  • Memberi tanggapan dengan limit setting (memberikan tanggapan dengan pembatasan)
  • Memberikan lingkungan yang andall untuk menampung, menerima, melindungi, dan memberikan rasa aman (holding environment)

                                    Tida Unsur Teknikal Empati


Memvalidasi Perjalanan Konseli
  • Mendengarkan
  • Menerima
  • Mengintroyeksikan pengalaman konseli yang toksik
  • Memetabolisme pengalaman toksik-toksik itu sehingga menjadi kurang toksik
  • Me-mirror dan mengintroyeksikan kembali pengalaman yang kini sudah menjadi kurang toksik.
Kesulitan Memberi Tanggapan Validasi
  • Kesulitan terjadi karena penghambatan oleh perasaan konselor yang berkembang setelah konselor mendengarkan konseli mengungkap pengalaman dan perasaannya.
  • Berkembangnya perasaaan yang membuahkan penghambatan penyampaian tanggapan validassai itu terjadi karena “luka” konselor terusik atau karena penyampaian pengalaman dan perasaan konseli ternyata memencet tombol masalah dalam diri konselor.
Limit Setting response
  • Konselor menunjukkan sikap mengerti tentang kebutuhan dan keinginan konseli tanpa memberikan pemuasan actual
  • Tanggapan dengan “pembatasan” jika dikombinasikan dengan sikap hangat dan “tanggapan validasi” (tanggapan memvalidasi pengalaman)
  • Tanggapan dengan pembatasan (yang tidak serta merta memuaskan kebutuhan konseli) akan memungkinkan konseli mengeksplorasi pengalaman dan perasaannya secara lebih mendalam.
  • Tangggapan dengan pembatasan itu juga diperlukan untuk memberi pengaman yang bagi pelaksanaan konseling professional terutama pengaman dari tindakan tertentu oleh konseli.
Holding Environment, Cheristing Container
  • Berempati berarti menyediakan diri untuk menjadi wadah penampung yang penuh kasih saying bagi konseli yang sudah mengungkap dirinya seperti apapun sebagaimana adanya.
  • Empati bagaikan tempat atau ruang yang benar-benar andal untuk memberikan keleluasaan, kebebasan, perlindungan dan keamanan bagi pasien untuk menjadi diri sejati (true self), bukan seperti yang sering ia alami sebelumnya harus menjadi “diri palsu” (false self) karena orang lain dan lingkungan mengharuskan pasien menjadi diri sebagaimana mereka kehendaki.
  • Berempati berarti mengasuh dengan lebih menonjolkan ekspresi bagian feminim atau yin dari kepribadian konselor.

No comments: