Berbakti dengan Ilmu

"Dalam meraih keberhasilan akan penuh dengan tantangan"
Showing posts with label Materi 10. Show all posts
Showing posts with label Materi 10. Show all posts

June 11, 2011

Behavior Terapi dalam Konseling


· Terapi Realitas beranggapan Perilaku manusia ditentukan oleh dirinya sendiri artinya perilaku yang dilakukan merupakan pilihan sendiri pada saat itu.
· Terapi Realistis disebut dengan kekuatan kedua setelah psiko analisis.
· Konseling Behavior adalah pendekatan yang lebih menekankan pada perilaku
· Apa yang ada pada diri kita hari ini menunjukkan hasil pengalaman dan lingkungan (menurut Behavioristik)
· Klasifikasi umum terapi orientasi konseling
- Kognitif (pikiran) : yang harus berubah pikiran, cara pandang, keyakinan dan
pemahaman
- Afektif (perasaan) : yang harus dirubah afeksinya (perasaan) mis: benci, dendam dll
(Gestalt)
- Behavioral : perubahan tidak akan terjadi kalau tingkahlaku yang spesifik
tidak Berubah (terapi behavior, terapi realita)
KONSELING BEHAVIORAL/ TERAPI BEHAVIORAL/ TERAPI PERILAKU
· Perkembangan
- Konseling behavior dikembangkan sejak 1950-an dan 1960-an
- Pemisahan diri yang radikal dari Psikoanalisis yang berlaku saat itu
- Banyak beda dari konseling lain karena pengguna pembiasaan klasik (classical conditioning) dan pembiasaan operan (operant conditioning) terhadap penanganan berbagai perilaku bermasalah
- Konseling behavior Kontemporer bengkit secara serentak di AS, Afsel, dan Inggris th 1950-an
- Konseling Behaviora terus berkembang meskipun banyak kecaman dari konseling tradisonal (psiko analitik)
- 1960-an Albert Bandura mengembangkan teori belajar social (social learning theory) yang menggabungkan pembiasaan klasik dan pembiasaan operan denngan belajar observasional. Ia menjadikan kognitif menjadi focus yang sah dalam konseling behavioral
- 1970-an konseling behavior muncul sebagai kekuatan utama dan psikologi dan memiliki pengaruh yang berarti dalam pendidikan, psikologi, psikoterapi, psikiatri, dan kerja social
- Teknik-teknik behavioral dikembangkan dan diperluas yang juga diaplikasikan pada bidang-bidang bisnis, industry, dan pengasuhan anak.
- Tahun 1980-an merupakan pencarian wawasan baru dalam konsep dan metode yang bergerakjauh di luar teori belajar tradisonal
- Adanya perhatian yang meningkat terhadap peran emosi dalam perubahan terapeutik dan peran factor-faktor biologis dalam gangguan psikologis
- Perkembangan yang menonjol ialah timbulnya konseling kognitif behavior (cognitive- behavior Therapy/counseling) secara berkelanjutan sebagai kekuatan dan aplikasi teknik-teknik behavioral terhadap pencegahan dan penanganan gangguan medis
- Tahun 1990, assosiasi pengembangan terapi behavior mengklaim dirinya memiliki 4300 anggota. Ada 50 jurnal dan memiliki cabang di seluruh dunia.
- 4 bidang perkembangan:
Konseling behavior saat ini dapat dipahami dengan memperhatikan empat bidang pokok perkembangan: classical conditioning, operant conditioning, social learning theory, dan cognitive-behavior counseling
· Kondisioning klasik (classical conditioning)
- Suatu jenis belajar dimana stimulus netral dikemukakan secara berulang dengan stimulus yang dapat menimbulkan respon tertentu secara naluriah sehingga stimulus netral tsb akhirnya menimbulkan respon yang diharapkan (respond conditioning)
- Tokoh kondisioning klasik adalah Ivan Pavlov yang mengilustrasikan classical conditioning melalui percobaan dengan anjing.
- Belajar : Terjadinya ikatan stimulus bersyarat dan respons bersyarat (Percobaan Pavlov)
1. Sebelum Pembiasaan
Bunyi bel (stimulus bersyarat) ---------------à tdk menghasilkan air liur pd anjing
Daging (stimulus tidak bersyarat) -----------à menghasilkan air liur pada anjing
2. Selama Pembiasaan
Bunyi bel disertai daging ----------------------à menghasilkan air liur pada anjing
Bunyi bel disertai daging ----------------------à menghasilkan air liur pada anjing
3. Setelah Pembiasaan
Bunyi bel ------------------------------------------à menghasilkan air liur pada anjing
Tiga prinsip belajar pokok:
Generalisasi :
Pemberian respons yang sama terhadap stimulus yang mirip dengan stimulus bersyarat
Diskriminasi :
Pemberian respons yang berbeda terhadap stimulus yang serupa tetapi tidak sama
Ekstinksi :
Proses hilangnya respons yang telah dipelajari karena tidak diikuti dengan penguatan
· Operan Conditioning (operant conditioning)
- Jenis belajar dimana perilaku semata-mata dipengaruhi oleh akibat yang menyertainya. Tokoh adalah B.F. Skinner
- perubahan tingkahlaku terjadi karena adanya penguatan dan hukuman
a. tingkahlaku yang memperoleh ganjaran dipelihara dan dikembangkan
b. tingkahlaku yang mendapat hukuman akan dihentikan
- teori pembiasaan operan menghasilkan tiga prinsip belajar : Penguatan (reinforsment), Extinction (ekstinsi), dan hukuman (punishment)
- penguatan: stimulus yang dapat meningkatkan terjadinya / berulangnya respon individu
- penguatan terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif
- jadwal penguatan : terus menerus/kontinu dan sewaktu-waktu/intermiten
- ekstinsi; menghilangnya perilaku yang telah dipelajari karena hukuman / tidak mendapat penguatan
- hukuman: proses yang dapat memperlemah atau menghentikan respons dengan cara memberikan stimulus yang tidak diinginkan
· Kedua jenis belajar tersebut (classical conditioning dan operan conditioning) tidak memasukkan konsep-konsep mediasi (proses berfikir, sikap, dan nilai)
· Pendekatan Belajar Sosial (social Learning Theory)
- Dikembangkan oleh Bandura bersifat interaksional, interdesipliner, dan multimodal. Perilaku dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa stimulus, pengaruh eksternal, dan proses mediasi kognitif
- Periku dibentuk berdasarkan atas pengamatan perilaku model
· Konseling Kognitif behavior (cognitive-behavior counseling ) bersama Social Learning Theory mewakili arus utama konseling perilaku kontemporer. Sejak tahun 1970-an gerakan behavior meyakini peran pikiran, bahkan menemptkan factor kognitif sebagai peran pokok dalam memahami dan menangani masalah-masalah emosional dan perilaku.
· Secara umum, konseling behavior mengacu praktek yang didasarkan pada teori social kognitif yang mengakomodasi seperangkat prinsip dan prosedur kognitif konseling behavior saat ini cenderung terpadu.
· Hakekat manusia
- Manusia adalah penghasil dan sekaligus hasil dari lingkungannya
- Tingkahlaku manusia merupakan hasil belajar
- Manusia tidak dikatakan baik atau buruk, tetapi netral.
TEORI KEPRIBADIAN
1. Konseling behavior mengembangkan teori kepribadian
2. Tingkahlaku itu merupakan hasil belajar baik ytingkah laku yang normal maupun tingkahlaku yang malasuai (berlebihan)
3. Tingkahlaku normal berkembang karena dalam interaksi dengan lingkungan mendapatkan penguatan
4. Tingkahlaku malasuai berkembang karena dalam interaksinya dengan lingkungannya mendapatkan penguatan
KARAKTERISTIK DASAR KONSELING BEHAVIOR
1. Konseling behavior didasarkan pada prinsip dan prosedur metode ilmiah
2. Konseling behaviormenangani masalah-masalah konseli saat ini dan factor-faktor yang mempengaruhinya sebagai lawan dari analisis penentu historis
3. Konseli yang terlibat dalam konseling behavior diharapkan untuk berperan aktif dalam melaksanakan tindakan spesifik untuk menangani masalah-maslah mereka
4. Konseling behavior menekankan pembelajaran keterampilan konseli dalam mengelola diri
5. Focus pada pengukuran perilaku tampak dan tidak tampak secara langsung, mengenali masalah dan menilai perubahan
6. Konseling behavior menekankan pendekatan kendali diri sat konseli mempelajari startegi pengelolaan diri
7. Intervensi perilaku disesuaikan dengan individu konseli berdasarkan masalah specific yang dialami konseli
8. Praktek konseling behavior dilaksanakan berdasarkan kemitraan antara konselor dan konseli
9. Penekanan pada aplikasi praktis
10. Konselor berupaya mengembangkan prosedur yang sesuai dengan budaya dan memperoleh kerjasama konseli
TUJUAN KONSELING BEHAVIOR
· Tujuan Umum
Membantu konseli menghilangkan perilaku malasuai dan mempelajari tingkahlaku yang lebih efektif
· Tujuan Khusus
Membantu konseli mempelajari tingkalaku specific sesuai dengan keunikan konseli
FUNGSI KONSELOR
· Guru/pelatih yang aktif dan direktif dalam membantui konseli belajar tingkahlaku yang lebih efektif
FUNGSI KONSELI
· Aktif dalam mempelajari tingkahlaku yang baru
· Aktif menetapkan tujuan konseling dan mengevaluasi ketercapaian tujuan
HUBUNGAN KONSELING
· Hubungan konselor dan konseli penting tetapi tidak mencukupi bagi perubahan tingkahlaku
· Perubahan tingkahlaku tersebut memerlukan penggunaan teknik-teknik konseling
TEKNIK-TEKNIK KONSELING
1. Desensitisasi sistematis
Teknik spesifik ynag digunakan untuk menghilangkan kecemasan dengan kondisi rileks saat berhadapan dengan situasi yang menimbulkan kecemasan yang bertambah secara bertahap
2. Teknik relaksasi
Teknik yang digunakan untuk membantu konseli mengurangi ketegangan fisik dan mental dengan latihan pelemasan otot-ototnya dan pembayangan situasi yang menyenangkan saat pelemasan otot-ototnya sehingga tercapai kondisi rilek baik fisik dan mentalnya
3. Teknik Flooding
Tekinik yang digunakan konselor untuk membantu konseli mengatasi kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu hal dengan cara menghadapkan konseli tersebut dengan siuasi yang menimbulkan kecemasan tersebut secara berulang-ulang sehingga berkurang kecamasannya terhadap situasi tersebut
4. Reinforcement Technique
Teknik yang digunakan konselor untuk membantu meningkatkan perilaku yang dikehendaki dengan cara memberikan penguatan terhadap perilaku tersebut
5. Modeling
Teknik untuk memfasilitasi perubahan tingkahlaku konseli dengan menggunakan model
6. Cognitive Restructuring
Teknik yang menekankan pengubahan pola pikiran, penalaran, sikap konseli yang tidak rasional menjadi rasional dan logis
7. Assertive Training
Teknik membantu konseli mengekspresikan perasaan dan pikiran yang ditekan terhadap orang lain secara lugas tanpa agresif
8. Self Management
Teknik yang dirancang untuk membantu konseli mengendalikan dan mengubah perilaku sendiri melalui pantau diri, kendali diri, dan ganjar diri
9. Behavioral rehearsal
Teknik penggunaan pengulangan atau latihan dengan tujuan agar konseli belajar ketrampilan antarpribadi yang efektif atau perilaku yang layak
10. Kontrak
Suatu kesepakatan tertulis atau lisan antara konselor dan konseli sebagai teknik untuk memfasilitasi pencapaian tujuan konseling. Teknik ini memberikan batasan, motivasi, insentif bagi pelaksanaan kontrak, dan tugas-tugas yang ditetapkan bagi konseli untuk dilaksanakan anatr pertemuan konseli.
11. Pekerjaan Rumah
Teknik yang digunakan dengan cara memberikan tugas / aktivitas yang dirancang agar dilakukan konseli antara pertemuan konseling seperti mencoba perilaku baru, meniru perilaku tertentu, atau membaca bahan bacaan yang relevan dengan maslah yang dihadapinya.
12. Role Playing
Teknik yang digunakan konselor untuk membantu konseli mencapai tujuan yang diharapkan dengan permainan peran. Konseli memerankan perilaku tertentu yang ingin dikuasainya sehingga dapat tujuan yang diharapkan
PROSES KONSELING
1. Pembinaan hubungan konseling
- Menciptakan hubungan baik dengan konseli melalui komunikasi melalui komunikasi penerimaan, pemahaman, penghargaan, dan ketulusan sehingga timbul rasa percaya konseli terhadap konselor dan konseli dan mau terlibat aktif dalam proses konseling
2. Pembahasan topic netral untuk segera berinteraksi dengan konseli dan meningkatkan keberhargaan konseli dengan konseli termotivasi melibatkan dirinya dalam konseling dan mempelajari perilaku baru bagi pencapaian tujuan yang diharapkan Penetapan masalah dan tujuan konseling
- Menggali informasi tentang masalah konseli
- Menentukan hakekat masalah konseli
- Menentukan data dasar masalah konseling: frekwensi, lamanya, intensitasnya
- Menetapkan tujuan konseling secara spesifik sesuai dengan karakteristik masalah dan kondisi konseli
3. Pemilihan teknik konseling
Penentuan teknik yang sesuai dengan tujuan dan masalah yang dialami konseli
4. Penilaian keberhasilan
Pembandingan antara perilaku konseli setelah konseling dengan data dasar sebelum konseling
5. Pengakhiran dan tindak lanjut
Jika tujuan konseling tercapai maka layanan konseling diakhiri dan kemudian diikuti perkembangannya.
KELEBIHAN
1. Mengembangkan konseling sebagai ilmu karena mengundang penelitian dan menerapkan ilmu pengetahuan kepada proses koseling
2. Mengembangkan perilaku yang spesifik sebagai hasil konseling yang dapat diukur
3. Penekanan bahwa konseling hendaknya memusatkan pada perilaku sekarang dan bukan pada perilaku yang terjadi dimasa datang