Berbakti dengan Ilmu

"Dalam meraih keberhasilan akan penuh dengan tantangan"

February 15, 2010

Grup teknik Konseling By Romo

-->
Pendahuluan
Istilah “teknik” mengacu pada ketegasan seorang pemimpin dan permintaan langsung dari seorang anggota. Sebagai teknik, apa pun yang dilakukan pemimpin seperti diam, memberi saran mengenai suatu perilaku, mengajak seorang klien untuk menyelidiki suatu konflik, memelihara kontak mata, menata tempat duduk, menawarkan reaksi kepada anggota, dan mempresentasikan presentasi, akan dipandang oleh kelompok sebagai teknik. Teknik sendiri mengandung beberapa prosedur yaitu:melakukan wawancara, meminta suatu kelompok yang tidak produktif untuk menjelaskan arah yang mau diambil, meminta anggota untuk bermain peran, meminta seorang anggota untuk mempraktekkan suatu perilaku, memberikan dukungan pada anggota untuk mengulang kata-kata atau mengulang kalimat, membantu anggota untuk meringkas apa yang telah dipelajari dari suatu sesi, menantang kepercayaan anggota, dan bekerja dengan pengertian-pengertian yang dapat mempengaruhi perilaku seorang anggota. Maka seorang pemimpin mesti memiliki kemampuan terutama pendekatan-pendekatan teoritik, sebab salah satu tugas seorang pemimpin adalah memfasilitasi suatu kelompok. Kita juga menganggap teknik sebagai langkah-langkah yang bertujuan untuk membantu kelompok pemimpin mendapat pengertian mengenai arah yang mungkin ingin diikuti kelompok tersebut.
Menghindari Penyalahgunaan Teknik
Dalam menangani berbagai kelompok tentu ada banyak teknik yang berbeda yang digunakan. Perbedaan ini bergantung pada dinamika kelompok dan situasi kelompok. Maka hal yang perlu dihindari adalah penggunaan teknik secara berlebihan terhadap sebuah kelompok. Meskipun demikian setiap pemimpin diharapkan mampu menggunakan kreativitas dan intuisi sendiri dan belajar untuk mengembangkan teknik secara spontan serta percayalah pada kepekaan dan keputusan anda sendiri.
Untuk menghindari penyalahgunaan teknik maka pemimpin perlu memperhatikan beberapa hal antara lain (1) memberi perhatian pada apa yang sudah ada yang diungkapkan oleh anggota, (2)Memelihara dan mengembangkan fleksibilitas mengenai materi mana yang dipilih untuk dibahas serta memodifikasi teknik agar efektif untuk digunakan
Hubungan Terapi
Perubahan yang signifikan bergantung pada hubungan antara pemimpin kelompok dengan anggota-anggotanya. Pentingnya hubungan terapi dapat dijelaskan dengan teknik (1) pemilihan waktu penggunaaan teknik, dan (2) menghindari penipuan diri sendiri dalam menggunakan teknik. Dalam menggunakan teknik perlu mempertimbangan apakah klien tersebut siap mengalami perubahan. Teknik memang dapat menjadi sumber yang ampuh untuk pelepasan emosi dan memproduksi energi yang besar dalam kelompok terapi. Tetapi teknik dapat dengan mudah menutupi hubungan antara pemimpin dan anggota-anggotanya.
Pemilihan Teknik untuk Bermacam-macam Tipe Kelompok
Tipe kelompok yang anda pilih akan menentukan berapa besar kecocokannya dengan teknik yang bermacam-macam. Beberapa teknik mungkin secara ideal cocok untuk kelompok terapi, tetapi teknik tersebut belum tentu sesuai untuk kelompok-kelompok tertentu yang berfokus pada pendidikan. Beberapa teknik yang secara dominan kami bahas dalam buku ini tetapi anda sangat diharapkan akan memikirkan cara untuk membuat teknik anda sendiri yang sesuai dengan populasi anda, kelompok khusus anda, dan anda sendiri.
Dalam mendesain kelompok, anda harus fokus pada tujuan dasar yang anda harapkan. Teknik adalah alat untuk membantu anda dan anggota anda mencapai tujuan itu. Terutama selama level awal dalam kelompok anda, teknik tertentu dapat membantu anggota anda memperjelas tujuan mereka.
Dalam hal ini tugas pemimpin adalah mempertimbangkan dengan baik mengenai faktor-faktor seperti orientasi teoritik mereka, level pelatihan mereka, populasi dalam kelompok, kepribadian pemimpin dan anggota, dan konteks budaya anggota.
Dalam pemilihan teknik untuk bermacam-macam tipe kelompok ini, pemimpin perlu memperhatikan: (1) Teori sebagai dasar, (2) Populasi Klien sebagai suatu dasar, (3)Kepribadian Klien sebagai suatu dasar, (4) Penyesuaian teknik kelompok pada konteks kebudayaan klien.
Pengenalan Teknik
Pemimpin tidak dapat selalu menjelaskan suatu teknik yang disetujui, alasan mengapa teknik tersebut digunakan, dan hasil yang diinginkan dalam prioritas yang detail mengenai kegunaan teknik tersebut. Bila hal tersebut dilakukan, ini dapat menyebabkan teknik tersebut tidak bermanfaat. Pemimpin dapat mengikutsertakan anggota untuk berpartisipasi dalam suatu diskusi umum mengenai teknik dan bagaimana mereka menjalani tujuan kelompok. Salah satu kendala yang akan ditemui adalah akan adanya anggota kelompok yang enggan untuk teribat dan bekerja dalam kelompok. Jika terjadi demikian pemimpin dapat mengadakan evaluasi atas kegiatan pengenalan teknik ini apakah anggota tertarik untuk melakukan pola atau kegiatan ini
BAB II
PERSOALAN YANG COCOK DALAM MENGGUNAKAN TEKNIK KELOMPOK
PEMIMPIN SEBAGAI MANUSIA
Kemajuan sebuah kelompok dipengaruhi oleh keterlibatan pemimpin, terutama karakter pemimpin dan filosofi hidupnya yang lebih penting daripada teknik yang memfasilitasi proses kelompok. Penggunaan teknik sangat dipengaruhi oleh gaya dan karakter diri pemimpin. Maka keunikan pribadi pemimpin akan mendukung penggunaan teknik dalam upaya pendekatan kelompok (Corey, 2004, chaps 9 & 10)
Untuk dapat tampil sebagai pemimpin yang sekaligus juga adalah seorang fasilitator maka hendaklah seorang pemimpin dapat melatih diri dengan memperhatikan diri sendiri, belajar untuk mempercayai diri sendiri, menjadi teladan atau model bagi anggotanya, serta mengetahui nilai. Jika seorang pemimpin mampu membatinkan hal-hal ini, maka pemimpin akan dapat menjadi seorang fasilitator yang mampu memelihara keadaan kondusif anggota kelompoknya.
Motivasi Pemimpin Dan Sikap Mental Yang Teoritis
Motivasi dan keadaan mental seorang pemimpin akan mempengaruhi kepemimpinannya dalam kelompok. Kerap terjadi seorang pemimpin menggunakan suatu teknik yang ternyata mengandung motivasi untuk melindungi diri sendiri dengan alasan mengontrol anggotanya. Kerap kali juga, disadari atau tidak kebutuhan pemimpin justru menjadi hal utama, sedangkan kebutuhan anggota kelompok terabaikan. Maka seorang pemimpin kelompok perlu senantiasa waspada dan mengevaluasi jalannya proses kelompok sehingga dapat menyadari motivasi dan keadaan mentalnya ketika memimpin kelompok.
Salah satu godaan yang patut diwaspadai oleh seorang pemimpin kelompok adalah anggapan dari para anggota kelompok bahwa pemimpin kelompok adalah manusia super sehingga kerap tidak mau menjelaskan tujuan dari teknik yang digunakan bahkan seakan-akan bertindak sebagai pencipta teknik.
Sikap rasional dalam menggunakan teknik harus ditumbuhkan oleh setiap pemimpin kelompok, terutama untuk menghadapi sikap anggota kelompok yang muncul dalam prosesmkelompok.
Kelompok Dan Norma
Seorang pemimpin kelompok mesti memiliki kemampuan untuk membaca situasi yang terjadi dalam proses kelompok sehingga dapat menentukan teknik yang cocok berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam proses kelompok. Maka pemimpin kelompok dapat memberikan pelatihan akademik yang disiplin, terutama berkenaan dengan perilaku kepada para anggotanya. Selain itu, penting juga untuk mempunyai pandangan yang reaslistis sebagai bentuk kemajuan dari sebuah evaluasi tentang kebiasaan yang dilakukan olah pengawas dan profesional.
Untuk mendesain sebuah kelompok sangat penting memperhatikan tujuan kelompok dan mengidentifikasi teknik yang akan digunakan. Teknik seharusnya cocok dengan level yang sedang dilatih dalam sebuah kelompok. Salah satu waktu terbaik untuk menginformasikan tentang tujuan kepada anggota dan latihan kepemimpinan adalah selama proses screening dan wawancara.
Untuk dapat melihat sejauh mana proses yang terjadi dalam kelompok dapat digunakan sebuah alat perekam. Untuk menghindari konflik maka rekaman yang dibut hendaknya sepengetahuan semua anggota kelompok. Tujuannya adalah agar semua anggota mengetahui mengapa sesi ini direkam di videotape, apa yang akan menjadi materinya, dan bagaimana ini digunakan. Jika tape digunakan untuk penelitian, atau didengar atau dilihat dan dikritik oleh pengawas dan siswa dalam sebuah pengamatan, anggota mempunyai hak untuk mendapat informasi dan untuk menolak partisipasi dalam perekaman, jika mereka sangat berharap. Jika alat merekam berguna, maka hal ini baik untuk menginformasikan kepada anggota bahwa mereka dapat menghentikan rekaman kapanpun mereka merasa dihalangi partisipasinya.
Menggunakan Teknik Sebagai Alat Menghindar
Salah satu motivasi yang patut dihindari dalam proses kelompok adalah penggunaan teknik tertentu oleh pemimpin dengan tujuan menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan yang dimunculkan oleh para anggota kelompok.
Teknik dapat dipakai sebagai alat untuk menghindari konfrontasi anggota dan untuk mengatasi ketakutan pada pemimpin. Maka pemimpin kelompok mesti memiliki kemampuan untuk mengetasi situasi ini agar tujuan dari proses kelompok akan mudah tercapai karena situasi yang tidak menyenangkan sudah bisa diatasi.
Menghindari Tekanan Yang Tidak Seharusnya
Beberapa persoalan dapat muncul dan menjadi tekanan-tekanan dalam proses kelompok. Umumnya tekanan-tekanan itu dapat berupa; kebebasan untuk berpartisipasi, tekanan dari anggota lain, penyalahgunaan teknik perlawanan, sentuhan dengan paksa, katarsis yang tidak sesuai, memberi kebebasan untuk pergi. Agar mampu mengatasi situasi ini maka seorang pemimpin seyogianya melatih diri untuk senantiasa peka membaca situasi kelompok sehingga segera dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya. Hal yang patut dan penting diingat oleh pemimpin kelompok dalam mengambil langkah yaitu agar tetap mengutamakan kepentingan anggota kelompok agar mereka tidak merasa ternacam dalam kelompok.
Menggunakan Teknik Fisik
Teknik-teknik fisik seperti memukul bantal atau bergulat, sering memunculkan akibat yang tidak diinginkan. Namun pelepasan agresi secara simbolis ini dapat menjadi teknik yang efektif. Para pemimpin yang memperkenalkan teknik ini harus melindungi klien dan anggota lain dari bahaya dan memperingkatkan tentang apa yang mungkin terjadi. Jika seorang anggota memiliki emosi yang tertekan dengan jangka waktu yang sangat panjang, maka emosi tersebut akan menjadi sangat tidak terkontrol ketika diekspresikan dan akan berbahaya bagi anggota kelompok yang lain. Pemimpin kelompok yang memperkenalkan teknik fisik harus memiliki pengalaman dan pelatihan yang cukup untuk memahami proses dan konsekuensi yang mungkin terjadi dari kegiatan ini. Hanya dengan membaca mengenai teknik ini dan mencobanya tidaklah cukup. Para pemimpin baru harus menggunakannya hanya dengan pengawasan langsung atau ketika mereka ditemani dengan seorang konselor yang berpengalaman.
Kompetensi Dalam Menggunakan Teknik
Kompetensi rupanya menjadi isu etik yang paling dasar. Sebab kompetensi ini berhubungan dengan keahlian dan kemampuan yang dicapai oleh pemimpin kelompok. Para pemimpin kelompok harusnya tidak menggunakan teknik yang tidak mereka kuasai dengan baik atau mereka tidak terlatih atau tidak dalam pengawasan oleh konselor yang akrab dengan intervensi seperti itu. Salah satu cara yang dapat membuat pemimpin selalu mengetahui hal-hal yang baru mengenai teknik-teknik yang digunakan adalah dengan membaca jurnal profesional dan buku-buku terpilih mengenai konseling kelompok, juga untuk membaca mengenai populasi yang konseling dengan kita. Workshop pelatihan juga dapat meningkatkan keahlian kepemimpinan kelompok. Dengan demikian jelas bahwa seorang pemimpin kelompok mestinya adalah seorang yang terlatih dalam menggunakan teknik dan telah mendapatkan pengakuan atau pengawasan dari supervise
BAB III
TEKNIK-TEKNIK PEMBENTUKAN KELOMPOK.
Pendahuluan
Bab ini akan menguraikan beberapa cara untuk membentuk sebuah kelompok yang meliputi: teknik untuk perekrutan, pegamatan, pemilihan dan persiapan anggota. Klien perlu medapatkan informasi yang jelas mengenai tujuan dan prosedur dalam kelompok, maka pengunaan teknik dalam bab ini adalah cara terbaik untuk memastikan kelompok tersebut terus maju.
Mendirikan kelompok.
Bagian yang penting dalam membentuk kelompok adalah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum sesi pertama dimulai. Untuk meyakinkan calon partisipan atau direktur program kelompok tersebut maka perlu dibuat proposal yang baik. Dalam menulis proposal beberapa hal yang perlu di pertimbangkan antara lain: apa kualifikasi untuk memimpin kelompok? Kelompok seperti apa yg akan di bentuk? Apa fungsi utama dari pemimpin kelompok? Untuk apa kelompok itu dibentuk dll.
Dasar-dasar pembentukan kelompok: aturan ini tergantung dari tujuan yang dibuat, populasi dan orientasi teoritis. Dua contoh pedekatan dalam membentuk kelompok:
Pertama membentuk kelompok dengan batasan waktu: sebuah ilustrasi. Alasan pembatasan waktu. Kelompok ini mengajarkan klien untuk aktif dalam memutusakan apa yang ingin mereka ubah dalam hidup. Dengan membatasi waktu kelompok akan menstimulasi para anggota untuk menentukan apakah mereka benar-benar menginvestasikan diri mereka.
Hal-hal kunci dalam pembentukan kelompok:
· Kehadiran sangat ditekankan, bila berkurang akan mengurangi intensitas dan rendahnya tingkat kepercayaan.
· Mengingkatkan anggota bahwa mereka dalam kelompok untuk mencari sesuatu mengenai diri mereka bukan untuk berhubungan dengan orang lain.
· Para klien harus selalu ingat untuk berlaku dengan cara yang berbeda dari apa yang mereka lakukan seharo-hari
· Kelompok terdiri atas 8 anggota, pertemuan berlangsung 2 jam dan anggotalah yang menentukan agenda untuks esi-sesi.
Kedua pendekatan yang berbeda: kelompok jangka panjang: bentuk ini adalah contoh dari kelompok psikoanalisis. Tujuanya untuk menciptakan sebuah lingkungan yang membantu anggota untuk mengerti dan mengubah kontribusi bawah sadar mereka ketika terjadi konflik. Proses ini lebih menekankan pengawasan individual yang menjelaskan apa yang akan dicari dalam proses hubungan jangka panjang
Ketiga bentuk alternative: kelompok residensi satu minggu. Kelompok ini banyak dilakukan di outdor misalnya pegunungan dll. Dalam kelompok ini para peserta diajak untuk melihat masa lalu, hubungan dengan orang tua yang masih mempengaruhi sampai saat ini. Dengan mengunakan teknik eksperimentasl para anggota mampu mengidentifikasi hidup satu dengan yang lainya. Dimensi yang penting dalam kelompok ini adalah kesadaran para anggota tentang keputusan yang mereka buat tentang diri mereka sendiri di dunia. Pengalaman kelompok menawarkan sebuah kesempatan untuk mempertimbangkan sebuah kepercayaan baru. Akhirnya para peserta mampu mendapatkan pemahaman mengena pola hidup mereka.
Teknik –teknik kelompok
1. Kelompok therapeutis: tujuan utama kelompok ini adalah untuk mengenalkan pengetahuan tentang diri mereka dan orang lain, membantu memahami apa yang paling mereka inginkan dalam hidup mereka dan apa yang harus dilakukan untuk membuat perubahan .
2. Kelompok kerja atau tugas: meliputi panitia, kelompok perencanaan, organisasi komunitas, kelompok diskusi dll. Para pekerja yang mengembangkan dan bekerja sebagai keompok akan mendampingi partisipan untuk meningkatkan perilaku baik mereka.
3. Kelompok psiko-edukasi: fasilitator dalam kelompok ini bekerja dengan orang yang berfungsi dengan baik yang mungkin kekurangan informasi. Kelompok ini berhubungan dengan penjelasan informasi menegnai topic-topik tertentu. Syarat dari kelompok ini adalah harus memiliki pengetahuan yang luas pada topic yang akan mereka kerjakan.
Merekrut anggota
Kontak personal adalah cara terbaik untuk merekrut anggota dalam suatu kelompok, selain itu sang pemimpin akan dapat menunjukan bahwa kelompok tersebut memiliki nilai potensial untuk seseorang. Hal ini bisa dilakukan dengan mengarahkan klien pada kolega, direktur klinik, guru, psikiater dll.
Pengamatan dan pemilihan anggota
Langkah selanjutnya dalah menetukan siapa yang mungkin mendapatkan keuntungan dari kelompok dan siapa yang harus dikeluarkan. Teknik untuk membuat keputusan ini adalah dengan bertemu secara pribadi dengan mereka yang ingin bergabung dalam kelompok. Kontak pribadi antara ketua kelompok dan anggota sangat penting untuk mengurangi resiko dan menciptakan kepercayaan pada diri keduanya.
Persiapan sebelum sesi kelompok
Tujuan utama dari pertemuan ini adalah utnuk para pemimpin agar menegaskan dengandetail tujuan kelompok mereka dan menjelaskan apa saja yang akan dilaksanakan oleh anggota kelompok. Dalam sesi ini akan dijelaskan tujuan kelompok dan personal, harapan yang akan dicapai, apa yang akan dikerjakan dll. Dalam sesi ini juga akan dipaparkan aturan dasar kelompok: anggota tidak diperkenankan mengkonsumsi obat terlarang dan alcohol, kekerasan verbal dan fisik tidak diperbolehkan, tidak boleh menjalin hubungan dalam kelompok dll.
Pertemuan orang tua
Dalam kelompok semacam ini perlu juga melibatkan orang tua. Tekni untuk bertemu dengan orang tua adalah untuk membicarakan keperluan kelompok dan menganggapi pertanyaan yang mucul dari orang tua. Selain itu pertemuan ini juga dapat menghidarkan kelompok dengan beberapa masalah jika rahasia keluarga menjadi konsumsi umum, jika tidak ingin diketahui maka perlu diberikan batasan-batasan dalam menjelaskan soal ini.
Perumusan Tujuan
Tujuan perlu diputuskan mulai dari sesi kelompok dan setiap sesi. Tiap kelompok dapat mulai memutuskan tujuan mereka dengan percakapan singkat atau saat sesi. Teknik ini dapat digunakan dalam tiap kelompok, namun ketua harus menyadari keurangand an kelebihan yang dimiliki kelompok. Ketua telah memiliki tujuan umum yang harus dicapai kelompok. Setiap anggota kelompok dianjurkan untuk menyampaikan opini mereka tentang apa yang ingin mereka dapat dari keompok tersebut.
Persiapan kontrak
Kontaraka dalah teknik menulis surat. Dalam penulisan kontrak anggota diharapkan menuliskan setiap hal yang akan mereka lakukan dalam perubahan juga apa yang mereka lakukan di dalam dan di luar kelompok. Bentuknya dengan cara menawarkan tujuan pribadi dan cara mencapai tujuan tersebut.
1. Membaca: adalah asset yang berharga dimana sebelum pertemuan diharapkan peserta membaca secara focus. Proses ini membantu menerapkan apa yang akan mereka ubah.
2. Menulis jurnal: adalah salah satu cara dalam persiapan untuk diskusi. Jurnal berisi ungkapan perasaan, situasi, ide dll.
3. Pembuatan kuisioner: adalah salah satu cara untukd apat memfokuskan dan bisa diikuti oleh anggota kelompok.
4. Menyusun titik balik: teknik ini digunakan untuk membuat anggota menjadi produktif, caranyad negan meminta mereka mengambar pera kehidupan dalam point-point.
5. Menulis autobiografi: teknik ini dugunakan untuk mendapatkan focus. Dengan menulis autobiografi menegani padangan merek tantang kanak-kanak, remaja dan menjelang tua.
6. Menggunakan fantasi: teknik ini sangat berguna pada tahap awal, mengumpulkan data juga mengenai anggota yang lain.
Persiapan anggota untuk masuk dalam kelompok
Tujuanya adalah untuk mendorong anggota untuk lebih aktif, dalam tiap sesi sebagai terapi dan psikoedukasional kelompok. Anggota kelompok diharapkan aktif dan dapat mengekspresikan perasaanya, mengatakan pada yang lain abgaimana pengaruhnya pada kelompok.
Petunjuk dan saran untuka anggota; focus, fleksibel, jangan menunggu untuk bekerja, “serakah”, hargai perasaan dll.
Mempersapkan ketua : ketua kelompok harus siap untuk menjadi pemimpin, maka ketua hendaknya mempersiapkan diri, meluangkan waktu, menyadarkan pikiran dll. Juga hendaknya membuat catatan pribadi tentang diri mereka, teknik ini merupakan rekaman yangamat berguna untuk kemajuan kelompok.
Kesimpulan
Pada bab ini telah didiskusikan persiapan sebagai teknik untuk memperoleh keaktifan keompok, baik kelompok terapiutik dan psikoedukasional. Banyak masalah yang terjadi, dan masalah tersebut menghasilkan kketidakjelasan sifat kelomok dana bagaimana cara yang terbaik berpartisipasi didalamnya. Masalah ini dapat diatasi jika mampu meningkatkan persiapan dan melaksanakan beberapa nasehat yang telah disampaikan sebelumnya.
Keadan pada tahap awal
Pada sesi pertama pemimpin mungkin masih berangan-anagan tentang keadaan kelompoknya kelah. Para anggota biasanya lebih tertarik untuk beradaptasi, menampakkan diri dll. Pada tahap ini kepercayaan dan pengahrapan sagat dibutuhkan untuk membentuk keompok pada tahap awal.
Akhirnya pada tahap awal, orang-orang sebenarnya hanya memikirkan bagaimana caranya untuk mendapat peran dalam kelompok. Memikirkan apakah mereka akan diterima atau tidak, dan berharap orang laind apat melakukan tugas-tugas dalam kelompok
BAB IV
TEKNIK PADA TAHAP AWAL
Pendahuluan
Bila sang ketua telah melakukan tugasnya dan menyiapkan segalanya dengan baik, para anggota hanya tinggal menunggu tugas yang akan diagendakan selanjutnya. Pada bab ini kita akan membahas tentang keadaan kelompok pada tahap awal dan tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan selama tahap tersebut.
Keadan pada tahap awal
Pada sesi pertama pemimpin mungkin masih berangan-anagan tentang keadaan kelompoknya kelah. Para anggota biasanya lebih tertarik untuk beradaptasi, menampakkan diri dll. Pada tahap ini kepercayaan dan pengahrapan sagat dibutuhkan untuk membentuk keompok pada tahap awal.
Akhirnya pada tahap awal, orang-orang sebenarnya hanya memikirkan bagaimana caranya untuk mendapat peran dalam kelompok. Memikirkan apakah mereka akan diterima atau tidak, dan berharap orang laind apat melakukan tugas-tugas dalam kelompok
Persiapan dan keadaan fisik.
Tanggung jawab awal yang dimiliki ketua adalah untuk menentukan arah bagaimana kelompoknya akan berjalan baik.bebrapa kebijakan yang perlu dipegang: privasi, bebas dari ganguan, dan persiapan fisik.
Mendapat kenalan
Perkenalan adalah kesan pertama yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan. Ada beberapa cara yang dapat membantu.
1) memperlajari nama: salah satu tekniknya adalah dengan menyuruh orang tersebut untuk memperkenalan namanya.
2) Memperkenalkan seseorang: semua anggota kelompok memeprkenalkan dengan cara berbeda, missal cita-cita, harapan, dll.
3) Memperkenalkan orang lain: meminta orang lain memperkenalakan namanya, atau sebaliknya ia memperkanalkan nama orang lain.
4) Mempersiapkan batas waktu: memberi batasan waktu dan meminta peserta menceritakan dirinya.
5) Penggunaan pasangan dan kelompok kecil. Selain mereka saling kenal juga mampu menumbuhkan kekompakan.
6) Peraturan ketua: tuga ketua adalah menjaga segala sesuatu berjalan dengan baik dalam proses perkenalan ini.
Memperhatikan Anggota
Memperhatikan proses kelompok:
Hal ini penting untuk fasilitator dalam mengajari anggota bagaimana caranya memberikan perhatian terhadap proses kelompok. Sebagai garis besarnya ketua harus mengingkatkan kepada anggota kelompok untuk tidak menutup diri dan diminta menceritakan segala uneg-unegnya kepada orang lain.
Memperhatikan kasus yang terjadi di luar:
Kita selalu menekankanuntuk memberi perhatian penuh pada masalah yang ada diluar kelompok. Ketua sebaiknya memberikan pelatihan-pelatihan yang mampu membantu anggota peka terhadap masalah di luar kelompok.
Memumpuk kepercayaan
Masalah yang sering muncul adalah rasa tidak percaya diri terhadap dirinya dan tidak pernah mampu untuk mengekspresikanya. Dengan selalu mendorong untuk mengekspresikan atau memberitahukan segala perasaan sebenarnya kepercayaan antar anggota dengana nggota lain mudah terpupuk. Tandanya adlah ketika tiap-tiap anggota kelompok mulai berani membicarakan esuatu tanpa ragu dan sungkan kepada yang lain. Rasa kurang percaya diri akan membuat anggota memberikan kesimpulan yang asal-asalan kepada anggota yang lain. Dengan begitu kepercayaan akan semakin terpuruk seiring semakin eratnya hubungan kelompok.
Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk membantu membentuk kepercayaan diri:
1) Mengetahui kekawatiran: keragu-raguan yang dimiliki tiap anggota terus digali, hal ini merupakan salah satu cara memupuk kepercayaan. Meminta mereka memikirkan hal-hal yang mengkawatirkan.
2) Menghilangkan kekhawtiran: ini langkah lain dengan menyuruh para peserta membayangkan hal-hal apa saja yang membuat mereka tidak aman,d an kawatir berada dalam kelompok ini. Selain itu juga latihan fisik dll dapat membantu.
Menunjukan perlawanan awal
Cara terbaik mengembangkan kepercayaan adalah mengenali tanda-tanda awal dari perlawanan. Perlawanan adalah sesuatu yang alami dan sehat dari proses kelompok. Berpura-pura tidak ada perlawanan akan menghilangkan itu semua. Menjadi sensitive akan rasa takut adalah sumber yang nampak dari perlawanana pda tingkat awal dari sebuah kelompok. Modeling adalahs ebuh teknik yang baik untuk mengatasi perlawanan pada tahap awal. Bisanya diperagakakan oleh pemimpin kelompok.
Bekerja dengan kelompok tanpa sengaja. Perlawanan akan menjadi masalah serius dalam kelompok yang terbentuk dari klien-klien yang tidak disengaja. Secara umum orang yang datang pada sebuah kelompok karena sebuah kondisi yang bebas, sebagai bagaian dari pengobatan. Hal yang paling penting,ketua harus berusaha mengeksplor tingkah laku para anggota kedalam kelompok sebelum memulai kerja.
Memulai sebuah sesi
Ketika sebuah kelompok berada dala tahapa wal perkembangan, secara tipikal memulai setiap sesi paling tidak berkeliling sekali. Ketua biasanya berharap bahwa anggota kelompok akan datang dan siap untuk melakukan kerja,juga harus mengawasi supaya mereka tidak mendapat pengaruh yang mengundang orang menjadi terlibat secara emosional.
Mengakhiri sesi
Langkah pertama adalah membuat pertanyaan-pertanyaan yang begitu berarti bagi anggota kelompok. Hal ini berguna untuk latihan membuat para anggota berkaca pada apa yang terjadi dalam kelompok. Dalam tahap pertama hal ini penting bagi anggota untuk belajar bagaimana menggunakan waktu mereka. Menjelang akhir sesi pemimpin dapat mengajarkan beberapa cara singkat meletakkan agenda pribadi mereka dalam istilah yang jelas dan meminta waktu. Teknik yang paling baik untuk meminimalkan kemungkinan bahwa angota kelompok akan terus dalam pola produktif adalah memiliki mereka mengevaluasi partisipasi dan kemajuan mereka dalam kelompok terus menrus. Kemudian buatlah evaluasi yang dirancang apda kahir sebuah kelompok. Yang meliputi evaluasi untuk anggota, pempimpin
Kesmpulan
Selama tahap dari sebuah kelompok, berikut ini adalah tugas utama bagi pemimpin untuk menciptakan suatu lingkungan yang membantu membangun keprcayaan, mendorong anggota mengekspresikan dirinya, menyampaikan pesan bahwa mereka ada untuk bekerja dengan anggota yang lain dll.
BAB V
TEKNIK PADA TAHAP TRANSISI
Masa tansisi biasanya diwarnai dengan adanya konflik dan pengungkapan atas bermacam reaksi negatif yang seringkali tampak atau muncul sebagai perkembangan kelompok ini merupakan dampak dari perkembangan tingkat kepercayaan.
Hubungan dengan Perilaku Bertahan
Pada tahap tarnsisi ini hal-hal yang penti untuk diperhatikan adalah
a. Memiliki sebuah fokus eksternal. Anggota pada tahap perpindahan dari kelompok biasanya fokus pada orang lain dan pada masalah eksternal dari pada diri mereka sendiri. Untuk itu perlu di ubah fokos kendalinya Teknik yang dapat digunakan adalah dengan menegur langsung kepada naggota
b. Menggunakan bahasa yang global dan bukan perseorangan.
pemimpin kelompok juga diharapkan dalam menghadapi perilaku bertahan sebaiknya menggunakan bahasa global dan bukan perseorangan. Ketika menghadapi anggota kelompok yang mengeluhkan tentang situasi kelompok yang tidak memahami dirinya, pemimpin harus mampu mengkonfrontasikan secara lebih personal dan menggunakan bahasa yang tepat. Hal ini bertujuan agar anggota kelompok mendapat proyeksi sehingga anggota dapat memproyeksikan kebutuhan mereka terhadap pengakuan terhadap apa yang telah mereka lakukan.
c. Mengajukan pertanyaan pada anggota lainnya
Hal yang harus dihindari yang seringkali muncul dalam tahap transisi adalah mengajukan pertanyaan pada anggota lainnya. Hal ini, jika tidak dikendalikan, akan melenyapkan energi dari suatu kelompok sebab anggota-anggota yang demikian menuntut orang lain memahami mereka sementara mereka bersembunyi di balik pertanyaan-pertanyaannya.
Menghadapi anggota-anggota yang menunjukkan perilaku yang menyulitkan
Disadari atau tidak pada tiap kelompok kemungkinan akan timbul perilaku-perilaku yang menyulitkan, perilaku-perilaku tersebut dapat berbentuk
a. Anggota yang diam.
Salah satu cara untuk mengeksplorasi reaksi peserta yang aktif terhadap seseorang yang pendiam adalah dengan cara mendorong mereka untuk bercerita satu sama lain atau kepada anggota yang diam tentang bagaimana rasanya setelah mengekspresikan diri secara terbuka kepada orang yang tidak membalasnya. Variasi teknik tersebut adalah memfokuskan diri pada anggota yang aktif. Mereka bisa membentuk suatu perkumpulan inti dan mendiskusikan perasaannya akan ketidaktahuan mereka tentang apa yang sedang dipikirkan oleh anggota yang tidak berpartisipasi.
b. Anggota yang suka memonopoli.
Tidak diperlukan sebuah teknik khusus dalam hal ini, cukup mendiskusikan hasil pengamatan dan reaksi-reaksinya. Namun cara yang tepat disini adalah yang. Cara yang ampuh untuk diterapkan pada anggota yang suka memonopoli tersebut adalah dengan cara merekam kerja mereka dalam bentuk video dan audio. Dengan memberikan masukan langsung ini, para anggota bisa mengevaluasi diri tentang bagaimana mereka bisa membawa diri. Cara yang berstruktur tinggi lainnya adalah dengan menggunakan stopwatch atau penghitung waktu yang pastinya akan berguna.
c. Orang yang biasa terfokus pada orang lain.
Anggota yang tidak membuka diri n menghindari pembicaraan pribadi seringkali menyebabkan masalah dalam kelompok. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain pemimpin kelompok yang suka mengangkat dirinya sendiri, mereka yang membalut luka orang lain tanpa membiarkan orang yang dibalutnya itu untuk memeriksa lukanya sendiri, mereka yang suka menasehati orang lain secara konstan, mereka yang gemar mengajukan pertanyaan pada anggota lainnya secara terus-menerus, mereka yang menegaskan bahwa mereka tidak mempunyai masalah disaat orang lain sedang mengurusi masalah itu, dan mereka yang memberikan saran berdasarkan pengalamannya sendiri. Anggota-anggota semacam ini cenderung mengesankan bahwa mereka tidak mempunyai masalah dalam dirinya sendiri, sehingga menciptakan satu lingkungan yang kurang mendukung bagi mereka yang sedang berusaha untuk terbuka dengan masalah-masalahnya.
Mengeksplorasi Ketakutan dan Resistensi yang Umum
Seringkali kita mengambil satu kalimat ataupun frasa dan mengembangkan satu teknik yang bisa membantu anggota mengikuti ketakutannya yang bisa dengan mudah menghentikannya dari berinteraksi dalam kelompok.
Bekerja Dengan Banyak Tantangan Terhadap Pemimpin
Salah satu ciri-ciri masa transisi adalah keinginan para anggota yang meningkat untuk mulai berhadapan dengan pemimpin. Hal ini akan membantu kemajuan menuju masa bekerja. Pada mulanya, para anggota akan meneima dengan sopan apapun yang dikatakan oleh pemimpin, tanpa banyak reaksi. Jika para anggota memiliki reaksi negative terhadap pemimpin pada masa awal, maka mereka cukup menyimpan semua itu. Seiring dengan berjalannya kinerja kelompok, pada umumnya para anggota lebih menunjukkan keinginannya untuk mengutarakan berbagai hal yang telah mereka pikirkan.. Jika pemimpin terlalu berlebihan dalam membela diri mereka sendiri dan tidak mau menerima kritikan, maka mereka menghambat para anggota dalam menghadapi satu sama lain, yang dapat berakibat buruk karena mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam kelompok. Intinya, pemimpin yang seperti ini telah menegakkan dua peraturan dasar, satu rangkaian peraturan untuk konfrontasi antar anggota dan serangkaian peraturan yang lain untuk konfrontasi pemimpin.
BAB VI
TEKNIK-TEKNIK UNTUK MASA KERJA
Beberapa hal yang harus diketahui berkaitan dengan tema ini ialah bahwa tema ini memfokuskan pada teknik yang dibuat anggota selama masa bekerja dari suatu kelompok. Teknik ini dibuat berdasarkan pada situasi yang ada untuk mengarahkan klien secara menarik dan cepat. Poin utama dalam masa bekerja ialah bahwa pemimpin dalam suatu kelompok mampu memberikan bantuan dan menyediakan aturan yang memungkinkan bagi anggota untuk mengikuti pilihan berbeda dalam usaha mereka.
Masa bekerja memiliki ciri-ciri sebagai berikut; Setiap anggota memiliki karakter untuk berusaha membawa sebuah tema yang ingin mereka kembangkan, yang membuka pikiran tentang reaksi-reaksi pikiran yang sulit. Dengan demikian akan membawa mereka pada hasil kerja yang produktif; memiliki karakteristik disini dan saat ini. Bahwa setiap anggota telah belajar untuk mengemukakan apa saja yang dirasakan dan yang telah dilakukan secara langsung (cirri kelompok yang produktif); memiliki kemauan untuk berinteraksi secara langsung dan bermakna, termasuk didalamnya sebuah ketidaksepakatan (konflik dalam suatu kelompok sangat diterima dan dipahami); mampu membedakan antara tahap bekerja dari tahap awal dan tahap perpindahan (setiap anggota lebih siap untuk mengidentifikasi tujuan mereka, berkonsentrasi, dan bertanggungjawab). Komunikasi diantara mereka lebih ditujukan untuk saling mendengarkan satu sama lainnya; setiap anggota memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan pemikiran, perasaan, dan perilaku mereka di dalam kehidupannya (percaya diri, siap untuk mengutarakan pemikiran mereka, bereksperimen dalam suatu teknik kerja yang berbeda, dan mengembangkan suatu hal yang mereka anggap sulit; dikarakteristik oleh kejujuran, pendapat atau ide, perhatian, dan timbal balik yang menguntungkan; memiliki keterpaduan dalam kelompok yang memungkinkan mereka bekerjasama untuk saling percaya, saling peduli dan menghargai. Sehingga mendorong anggotanya untuk mengembangkan dirinya secara mendalam.
Namun tidak semua kelompok kerja dapat meraih tahapan-tahapan yang telah dicirikan tersebut. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, diantaranya ialah keanggotaan yang berubah-ubah dalam suatu kelompok kerja yang memungkinkan seseorang tidak memiliki kesiapan diri dengan tingkatan kekuatan yang telah digambarkan, pertukaran informasi awal antara anggota dan pemimpin atau diantara anggota yang telah dikarakteristik oleh kata-kata dan tindakan kasar dan tidak ramah tidak akan memotivasi anggotanya untuk mengembangkan interaksi yang lebih mendalam. Pencapaian tahapan-tahapan itu adalah suatu proses yang terus menerus digali secara lebih mendalam, bukan sesuatu yang sudah pasti.
Bekerja dengan Pokok Pikiran yang Sangat Darurat dan Mendesak.
Tema ini membahas tentang berbagai macam pokok pikiran yang mungkin akan menjadi sesuatu yang darurat dan mendesak didalam tahapan bekerja. Tujuannya ialah untuk memberi beberapa arti dari berbagai perjuangan setiap individu yang akan membawanya ke dalam suatu forum, dan untuk menunjukkan teknik-teknik yang memungkinkan dapat membantu antar anggota untuk mengembangkan pokok pikiran utama mereka secara mendalam. Contoh; Teknik apa yang harus digunakan seorang pemimpin bila ia mendapati seorang anggota merasa bingung dan tidak tahu apa yang dilakukannya. Ia harus memikirkan suatu cara untuk membantu anggota itu dalam mengembangkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, yang memampukan ia menentukan jalan mana yang harus ditempuhnya. Cara yang lainnya ialah dengan memberinya tugas sebagai bahan latihan yang memotivasi dia untuk menjadi percaya diri dan tidak bingung. Cara yang lain lagi yaitu membuat sebuah interaksi dengan seseorang; pendekatan apa yang digunakan bagi seorang yang takut untuk berdekatan dengan orang lain. Seorang pemimpin dapat melontarkan beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk memberi kesempatan kepada anggota itu untuk lebih fokus terhadap pemikiran yang mungkin membuatnya tertekan atau tidak. Cara ini juga dapat membawa ketentraman dalam kelompoknya dan member kesempatan kepada yang lainnya untuk memahami anggota itu, sehingga terbentuklah suatu kerukunan diantara kelompok itu. Hal itu juga dapat mencabut pemikirannya mengenai rasa takut dan memberinya kesempatan untuk mendiskusikan apa yang menjadi ketakutan dan kekhawatirannya. Tujuan yang diharapkan oleh seorang pemimpin yang melakukan cara itu ialah membantu anggota tersebut melihat arti atau makna sebuah kekhawatiran berdekatan dengan orang lain dalam kehidupannya. Ini semua merupakan contoh dari cara atau taknik berdasarkan pencapaian tingkah laku.
Bekerja dengan Emosi yang Kuat dengan Semua Anggota Secara Bersamaan.
Tema ini membahas bagaimana teknik yang digunakan untuk menghadapi suatu persoalan dimana sejumlah anggota terpicu oleh pekerjaan anggota yang lain dan menjadi terlibat secara emosional dan bersamaan (bahkan dapat mengarah pada tindakan diluar kontrol). Persoalan itu dapat terjadi bila klien kita diperbolehkan mengingat kembali ingatan-ingatan yang menyakitkan dan dihubungkan dengan kejadian-kejadian tertentu dalam kehidupan mereka. Dalam hal ini seorang pemimpin harus memiliki kepekaan untuk melihat persoalan, tidak hanya untuk anggota yang sedang bekerja tetapi juga anggota lainnya di dalam kelompok (misal: mengundang beberapa orang untuk duduk bersama ditengah para anggota menghadap satu sama lain dan mencurahkan perasaan mereka). Untuk itu seorang pemimpin harus memiliki cukup kepercayaan dalam menghadapi persoalan tersebut. Ia harus dapat menentukan keputusan dengan cepat ketika ada banyak anggota yang mengungkapkan perasaan mereka. Ia tidak boleh fokus pada satu orang saja. Pada poin ini semua peserta adalah sumber potensial bagi yang lainnya dan dapat bekerja secara konstruktif bersama-sama.
Bekerja Menggunakan Mimpi.
Tema ini membahas tentang suatu teknik kerja masa yang menggunakan mimpi sebagai media untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dan untuk menjalin relasi yang erat antar anggota. Teknik yang pertama ialah seorang anggota menyampaikan sebuah bagian dari mimpi yang disukai. Dalam teknik ini pemimpin kelompok berusaha untuk mencoba mendapatkan suatu pengertian awal tentang apa yang dimaksudkan dalam mimpi itu. Teknik ini juga melibatkan anggota lain untuk menjadi bagian dari mimpi tersebut. Teknik yang lain ialah menciptakan penyelesaian kalimat dari frase kunci atau rencana-rencana yang ada dalam mimpi. Teknik ini juga melibatkan banyak anggota dalam kelompok. Dalam hal ini pemimpin kelompok dapat membantu setiap anggota untuk terlibat aktif didalamnya, mendorong mereka untuk mengartikan mimpi itu bagi orang yang memiliki mimpi itu, juga membantu menggunakan mimpi itu sebagai alat untuk melihat diri mereka sendiri.
Bekerja dengan Proyeksi dan Masalah-masalah yang Lain dari Kesadaran Diri.
Tema kali ini berbicara tentang teknik bekerja membantu seseorang mengatasi persoalannya dengan memproyeksikan hal itu. Dengan kata lain membawa apa yang menjadi permasalahan itu ke dalam suatu simbolisme peran (dengan menggunakan teknik psychodrama). Teknik ini mungkin dapat membawa kita untuk menemukan apa yang menjadi inti persoalan atau mungkin dapat membawa kita untuk mengklarifikasi persoalan itu dan bagaimana hal itu dapat mengganggu. Teknik ini juga memberikan kesempatan bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan yang dia pendam. Cara ini juga dapat menjadi sarana untuk memfasilitasi relasi antar anggota sehingga mereka dapat sepenuhnya bekerja dengan kelompok. Teknik ini juga dapat membuat seseorang lebih terbuka terhadap dirinya sendiri maupun terhadap kelompoknya. Demikian juga kelompok akan menjadi lebih terbuka terhadap anggota yang lain. Contoh: seseorang yang memiliki permasalahan tidak dapat berbicara di depan orang tuanya. Hal yang harus dilakukan ialah mencari dua orang teman untuk berperan sebagai orangtuanya. Dengan demikian ia seolah-olah dihadapkan ke dalam suatu siatuasi yang sesungguhnya. Dan hal ini akan memberikan kesempatan pada seseorang itu untuk berlatih berkomunikasi secara langsung dan dengan cara yang sopan. Dan teknik ini akan membawa kita untuk menemukan apa yang seseorang itu tidak ingin bicarakan dengan orang tuanya.
Penutup.
Teknik adalah alat untuk memfasilitasi pengertian diri sendiri, bukan akhir dari mereka sendiri. Namun kita cenderung untuk menghindari menggunakan teknik yang terencana atau latihan-latihan terstruktur sebagai katalis. Penting sekali untuk mengambil petunjuk dari klien, yang akan member masukan bagi teknik untuk membantu mereka mengerti bagaimana mereka berfikir, merasakan dan bertingkah laku.
BAB VII
TEKNIK UNTUK TAHAP AKHIR
Pendahuluan
Dua fase yang paling penting dari grup adalah memulai dan mengakhiri, karena di sinilah nada pada grup disesuaikan. Ketua memerhatikan akhir tiap-tiap sesi, tetapi tetap, beberapa tuntutan tugas spesifik diperhatikan sebagai kesimpulan dari pendekatan kelompok. Secara umum ada beberapa tugas yang dibutuhkan untuk melengkapi tahap akhir dari grup.
Mengakhiri Sesi
Selama proses grup, ketua mengingatkan akan sisa waktu dan mengajarkan bagaimana menggunakan waktu dengan baik. Pemimpin butuh perasaan dalam pemilihan waktu/timing dan materi baru yang bisa diangkat pada akhir sesi.
1. Meminta para anggota untuk membuat ringkasan. Praktek yang baik menyediakan waktu untuk membuat ringkasan, tergantung pada panjangnya sesi dan jumlah anggota. Beberapa pertanyaan bisa ditanyakan pada akhir sesi untuk membantu anggota mengidentifikasi perilaku spesifik yang sangat ingin mereka ubah.
2. Berhubungan dengan pekerjaan yang belum selesai. Ketua dapat meminta anggota untuk menyimpan dulu atau merefleksikan kembali hal yang belum selesai dibicarakan, untuk kemudian menyampaikannya dalam pertemuan berikutnya.
3. Menyusun pekerjaan rumah. Satu teknik menutup sesi dan menghubungkannya dengan selanjutnya adalah dengan mengumumkan pekerjaan rumah atau membawa lebih jauh pekerjaan yang telah mereka kerjakan pada sebuah sesi dan kemudian melaporkan tugas ini pada awal sesi berikutnya. Dalam menjaga pendekatan perilaku, penting bagi ketua untuk mengajarkan bahwa perubahan penting harus dilakukan. Di sinilah pekerjaan rumah sangat dibutuhkan.
4. Membuat komentarmu sendiri dan penilaian oleh anggota. Ketua bisa membuat latihan memberi reaksi anggota, sebuah komentar proses kelompok dan sebuah ringkasan dari pertemuan sampai akhir sesi. Ketua juga boleh menulis catatan tiap sesi selama seminggu lalu berkomentar pada awal sesi berikutnya sebagai katalisator pada sesi yang berhubungan. Anggota juga bisa menulis pada akhir tiap sesi topik, pertanyaan, perhatian, masalah, isu pribadi yang spesifik yang mereka ingin bicarakan sesi berikutnya. Cara lain untuk menutup tiap sesi adalah memberi anggota 5 menit untuk mengisi penilaian atau lembar rata-rata.
Mengakhiri Sebuah Kelompok
Ini adalah latihan bagus untuk memertimbangkan penghentian anggota dari kelompok pada waktu yang paling tepat.
1. Persiapan untuk mengakhiri. Dalam kelompok tertutup maupun kelompok dengan pergantian anggota, akhir kesertaan seorang anggota maupun akhir dari sesi perlu diberitahukan sebelumnya agar anggota dapat bereaksi dan dapat tahu reaksi orang terhadapnya. Ketika akhir dari kelompok terkadang masih terlupakan, kenyataan bahwa hari akhir itu akan datang dapat memotivasi orang untuk bekerja.
2. Peninjauan penting dari pengalaman kelompok. Banyak dari anggota lupa pelajaran yang mereka dapat dari kelompok walau banyak metode dilakukann agar mereka dapat mengingatnya kembali dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara adalah meminta anggota mengingat kembali secara spontan saat mereka berbagi bersama. Mengikuti sharing anggota tentang kejadian dan pelajaran, membatu membawa kembali pengalaman mereka.
3. Mengekspresikan aspek tidak terjawab dari pengalaman kelompok. Biasanya, saat kelompok mendekati perpisahan, kita meminta anggota menjelaskan aspek kelompok yang mungkin terlihat buruk.
4. Menjelajahi masalah perpisahan. Seperti yang telah dijelaskan, anggota yang berpisah dan yang mengingat perlu kesempatan untuk mengekspresikan apa yang telah mereka bagi.
5. Melatih lagi peran baru. Teknik bermain peran dapat berpengaruh dan bisa diberikan untuk melatih perilaku baru. Ketua dapat menekankan bahwa anggota memunyai kekuatan untuk mengubah diri mereka sendiri tetapi tidak bisa mengubah secara langsung orang lain.
6. Menjadi spesifik tentang hasil dan rencana. Selama sesi kelompok, anggota seharusnya menghindari pernyataan umum dan global dan lebih spesifik serta deskriptif. Umpan balik antar anggota selama babak final juga perlu menjadi spesifik.
7. Merancang masa depan. Ketua bisa meminta anggota untuk memikirkan perubahan yang sangat ingin mereka buat selama enam bulan, satu tahun, dan lima tahun dari sekarang. Teknik merencanakan masa depan ini dirancang unuk membatu anggota kelompok mengekspresikan dan memerjelas apa yang mereka punya untuk masa depan.
8. Menyimpulkan reaksi personal pada kelompok. Selama akhir sesi kelompok, para anggota boleh membuat paling tidak pernyataan singkat tentang seperti apa mereka menjadi anggota dan apa yang mereka ambil sebagai hasil dari pengalaman. Teknik ini memungkinkan anggota memiliki ide tentang apa yang tiap orang bawa dari kelompok tersebut.
9. Membuat kontrak. Kontrak berguna dalam membatu anggota mengidentifikasi apa, dimana, dan bagimana mereka ingin merubah perilaku.
Meneruskan Penilaian dan Lanjutannya
1. Pertimbangan kelayakan dalam evaluasi dan lanjutannya. Bagian dari latihan afektif memerlukan strategi pengembangan untuk menjamin kelanjutan penilaian dan perancangan kelanjutan prosedur dari kelompok.
2. Menggabungkan wawancara lanjutan. Sebagai cek keamanan sebagai metode penilaian, ketua bisa mencoba untuk menyusun sebuah wawancara dengan setiap anggota kelompok beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah kelompok berakhir, untuk menentukan tingkat di mana anggota telah menemukan tujuan mereka sendiri dan mengisi kontrak mereka.
3. Mendorong kontak dengan anggota-anggota lain. Sebuah teknik mendorong anggota melatih perilaku baru atau melengkapi program kegiatan untuk mendorong mereka menghubungi anggota lain.
4. Menyusun sesi selanjutnya. Sesi selanjutnya bisa dilakukan beberapa bulan setelah kelompok berakhir untuk menilai pengaruh anggota satu sama lain.
5. Menyarankan tugas yang lebih jauh. Ketua bisa memberi saran pada para peserta yang ingin melanjutkan tugas mereka atau menyarankan membaca materi dan menyusun anggota untuk berbagai kegiatan sosial.
Mengevaluasi kelompok
1. Bentuk evaluasi. Sebuah bentuk evaluasi bisa membuat anggota menentukan hasil dari kelompok. Prosedur evaluasi ini penting tidak hanya sebagai cara ketua mengukur keaktivan kelompok tetapi juga cara anggota memfokuskan pikiran mereka pada apa yang mereka lakukan selama berkelompok dan apa yang mereka terima dari pengalamannya.
2. Junal ketua kelompok. Jurnal akan membantu mengevaluasi proses kelompok dan menilai perubahan selama tahap pengembangan, meninjau tren di kelompok dan menemukan perubahan, membedakan observasi dari tiap sesi dan membangkitkan kerja personal sebagai ketua.
Menyimpulkan Komentar
Bab ini menekankan sesi akhir dan pembubaran kelompok untuk memaksimalkan belajar dan menyediakan kesempatan untuk tumbuh dan berubah. Sebuah kelompok tidak akan berhasil tumbuh jika ketua gagal untuk mendapatkan perhatian pada akhir fase atau menekankan hanya pada dimensi pengalaman dari proses kelompok tanpa menilai intelektualitas dari seorang anggota untuk memberikan sebuah arti pada apa yang telah mereka alami.
Disarikan dari: Gerald Corey and team ”Group Techeniques”, Third Edition, Thomson Learning : USA, 2004

No comments: