Berbakti dengan Ilmu

"Dalam meraih keberhasilan akan penuh dengan tantangan"

July 3, 2011

Non Tes Dalam Bimbingan dan Konseling

-->
Dalam menyelesaikan permasalahan, kita membutuhkan data-data untuk memahami individu. Untuk dapat memahami individu dengan sebaik-baiknya, kita perlu mengumpulkan data yang lengkap dan akurat mengenai individu tersebut. Jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut: data tentang keluarga, pertumbuhan jasmani, latar perkembangan keluarga, kesehatan dan sebagainya. Berikut ini akan dipaparkan mengenai teknik pemahaman individu teknik non tes, yang terdiri dari Teknik Wawancara (interview), Observasi/Pengamatan (Observation), Angket (Questionare), Biografis, Sosiometri, dan Studi Kasus (Case Study).
1. WAWANCARA (INTERVIEW)
Pengertian
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaaan secara lisan kepada sumber data dan sumber data juga memberikan jawaban secara lisan juga. Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Wawancara adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan anak bimbing pada saat tertentu yang memerlukan bantuan. (Arifin, 1998:44)
. Wawancara adalah suatu teknik penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara langsung (face to face relition) secara langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada orang tuanya atau kepada temannya.
Jenis-jenis
Menurut responden interview
Dibagi menjadi dua yaitu interview langsung dan tidak langsung. Interview langsung terjadi apabila interview langsung dilakukan dengan interviewee. Sedangkan interview tidak langsung terjadi apabila interview dilakukan untuk mendapatkan data mengenai individu yang lain.
Menurut prosedur interview
Dibagi menjadi dua yaitu interview terstruktur dan tidak terstruktur. Interview terstruktur adalah interview yang pertanyaaan-pertanyaan interview yang diajukan sudah direncanakan secara rinci dan jelas dan dijadikan sebagai pedoman interview (interview guide). Sedangkan interview tidak terstruktur adalah interview yang pertanyaaan-pertanyaan interview yang diajukan tidak direncanakan secara rinci dan jelas, hanya memuat pokok-pokoknya saja.
Menurut situasi interview
Dibagi menjadi dua yaitu interview formal dan informal. Interview formal terjadi apabila interview dilakukan di sebuah tempat formal dan bersifat resmi. Sedangkan interview informal terjadi apabila dilakukan bukan di sebuah tempat formal dan bersifat tidak resmi, seperti percakapan biasa.
Menurut perencanaan interview
Dibagi menjadi dua yaitu interview berencana dan insidental. Interview berencana dilaksanakan apabila interview direncanakan waktu dan tempatnya. Sedangkan interview incidental dilaksanakan secara kebetulan apabila ada kesempatan mengadakan interview.
Format wawancara
Gunarsah (2003:38-39) mengungkapkan ada lima tahapan struktur wawancara sebagai berikut :
1. Rapport.
Ditandai dengan ucapan berbasa basi seperti: Apa Kabar? Tahap ini diikuti dengan rencana yang akan dilakukan terhadap dan dengan klien, serta membawa klien merasa enak menghadapi pewawancara. Acap kali penting menerangkan tujuan dari wawancara dan apa yang konselor bisa dan tidak bisa melakukan.
2. Pengumpulan Data.
Tahap untuk merumuskan masalah dan mengidentifikasikan hal-hal yang bisa dilakukan dan diberikan kepada klien. Mengetahui alasan mengapa klien sampai datang untuk wawancara dan bagaimana klien menilai atau memandang masalahnya.
3. Menentukan Hasil Sesuai Dengan Arah Ke mana Klien Inginkan.
Mengetahui apa yang dikehendaki klien dan bagaimana kelak kalau persoalan sudah diatasi. Tahap yang penting bagi pewawancara untuk mengetahui apa yang dikehendaki klien dan yang senada atau tidak bertentangan dengan apa yang secara rasional dipikirkan oleh pewawancara.
4. Mengemukakan Macam-macam Alternatif penyelesaian Masalah.
Diarahkan pada apa yang klien tentukan setelah menentukan dari macam-macam alternatif. Seringkali melibatkan penelaahan yang panjang mengenai dinamika-dinamika pribadinya dan merupakan tahapan yang berlangsung paling lama.
5. Generalisasi dan Pengalihan Proses Belajar.
Untuk memungkinkan klien mengubah cara berpikirnya, proses belajarnya, perasaannya dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Wawancara ini jelas sudah berfungsi sebagai proses konseling itu sendiri. Kelima tahapan wawancara ini dapat disingkat dengan lima pertanyaan sederhana dan singkat sebagai berikut :
1. Apa Kabar?
2. Apa Masalahnya?
3. Apa yang anda inginkan akan terjadi?
4. Apa yang bisa kita lakukan mengenai hal itu?
5. Apakah Anda mau melakukan hal itu?
Fungsi wawancara
Fungsi wawancara pada dasarnya dapat digolongkan kedalam tiga golongan besar :
1. sebagai metode primer
2. sebagai metode pelengkap
3. sebagai kriterium.
Apabila wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpulan data, atau sebagai metode diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian metode-metode pengumpulan data lainnya, ia akan memiliki ciri sebagai metode primer.
Sebaliknya jika ia digunakan sebagai alat untuk mencari informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, ia akan menjadi metode pelengkap. Pada saat-saat tertentu metode wawancara digunakan orang untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu datum yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti observasi, test, kuesioner dan sebagainya. Digunakan untuk keperluan semacam itu metode wawancara akan menjadi batu pengukur atau kriterium.
2. METODE OBSERVASI (PENGAMATAN)
Pengertian
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam periode tertentu dan dicatat secara sistematis. Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. (Sudijono,2009:76). Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik non tes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Observasi merupakan pengamatan atau pencatatan tingkah laku anak bekerja atau berbuat. (Slameto, 1988:181) Jadi, observasi atau pengamatan yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan.
Perbedaan dengan teknik non tes lainnya Observasi sebagai alat penilain non tes, mempunyai beberapa kebaikan, antara lain:
§ Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.
§ Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting
§ Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain, misalnya wawancara atau angket
§ Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung memegang peran.
Jenis-jenis
1. Berdasarkan situasi yang diobservasi
Observasi partisipatif dan nonpartisipatif Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi partisipatif : Misalnya guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.
Dibagi menjadi tiga yaitu:
o free situation : dilakukan dalam situasi wajar
o manipulated situation : dilakukan dalam situasi yang dimanipulasi
o partially controlled : gabungan dari teknik free & manipulated
2. Berdasarkan keterlibatan observer
Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati. Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan diamati. Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang mengamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga. Kalau observasi nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi langsung mengamati anak yang sedang menanam bunga.
Dibagi menjadi tiga, antara lain:
o observasi partisipasi : observer ikut terlibat observasi
o observasi non partisipasi : observer tidak terlibat observasi
o observasi quasi partisipasi : kombinasi partisipasi & non partisipasi
3. Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai kibat dari situasi yang sengaja diadakan. Waktu Pelaksanaan ObservasiØ
Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olah raga, upacara dan lain-lain.
Dibagi menjadi dua yaitu terstruktur apabila aspek tingkah laku yang akan diobservasi telah dimuat dalam suatu daftar yang disusun secara sistematis. Oleh karena itu observasi ini disebut juga observasi sistematis. Bentuk catatannya ada dua jenis yaitu daftar cek (check list) dan skala bertingkat (rating scale). Sedangkan observasi tidak terstruktur adalah observer tidak menyiapkan daftar terlebih dahulu tentang aspek yang akan diobservasi. Hasil observer dicatat dalam anecdotal record atau catatan anekdot
Fungsi Observasi
Sebagai alat evaluasi, observasi digunakan untuk:
a. Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
b. Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.
c. Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan data.
b.3 Berdasarkan pencatatan hasil observasi
3. METODE KUEOSIONER (QUESTIONARE)
Pengertian
Kueosioner atau angket adalah suatu metode pengumpulan data dengan mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada individu dan individu yang diberikan daftar pertanyaan tersebut diminta untuk menjawab secara tertulis. Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.Angkat adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
Perbedaan dengan teknik lain
Berbeda dengan wawancara di mana penilai (evaluator) berhadapan secara alangsung (face to face) dengan peserta didik atau dengan pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket, pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil belajar jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga. Hanya saja, jawaban-jawaban yang diberikan acapkali tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, apalagi jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket itu kurang tajam, sehingga memungkinkan bagi responden untuk memberikan jawaban yang diperkirakan akan melegakan atau memberikan kepuasan kepada pihak penilai
Jenis-jenis
1. Menurut subyek yang dikirimi kuesioner
Dibagi menjadi dua yaitu kuesionar langsung dan tidak langsung. Kuesioner secara langsung apabila peneliti meminta data dari responden. Sedangkan kuesioner secara tidak langsung apabila peneliti memperoleh data dari orang lain.
2. Menurut bentuk pertanyaan yang digunakan
Dibagi menjadi dua yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner terbuka apabila responden diberikan kesempatan untuk menuliskan jawaban seluas-luasnya. Sedangkan kuesioner tertutup apabila pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah tersedia jawabannya. Responden tinggal memilih salah satu jawaban.
Fungsi angket
Kuesioner sebagai alat evaluasi sangat berguna untuk mengungkap latar belakang orang tua peserta didik maupun peserta didik itu sendiri, di mana data yang berhasil diperoleh melalui kuesioner itu pada suatu saat akan diperlukan, terutama apabila terjadi kasus-kasus tertentu yang menyangkut diri peserta didik. Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
4. SOSIOMETRI
Pengertian
Metode sosiometri dikembangkan oleh Moreno dan Jenning ( Purwoko, 2007) metode ini didasrkan atas asumsi bahwa kelompok memiliki pola-pola struktur hubungan yang komplek, hubungan-hubungan ini dapat diungkap dengan menerapkan pengukuran baik kuantitatif maupun kulalitatif.
Sosiometri adalah adalah sutu metode untuk mengumpulkan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu dalam suatu kelompok, dengan cara menelaah relasi sosial, status sosial. Dengan demikian sosiometri dapat mengugkap dinamika sosial, popularitas individu dalam kelompok, serta untuk mengenali kesulitan hubungan sosial individu dalam kelompok. Situasi sosial kelompok dapat berupa kelompok belajar, bermain, pertemanan, kerja kelompok dll.
Proses pembuatan sosiometri dilakukan dengan jalan meminta kepada setiap individu dalam kelompok lainnya untuk memilih anggota kelompok lainnya (tiga orang) yang disenagi atau tidak dalam bekerjasama, yang masing-masing nama disusun menurut nomor urut yang paling disenagi atau paling tidak disenagi. Atas dasar saling pilihan atara anggota kelompok ini inilah dapat diketahui banyak tidaknya seorang individu dipilih oleh anggota kelompoknya, bentuk-bentuk hubungan dalam kelompok, kepopuleran dan keterasingan individu
Beberapa hal yang perlu diingat dala melancarkan sosiometri:
1. sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan hubungan baik dengan kelompok
2. petunjuk diberikan dengan jelas
3. penjelasan yang dimaksud pelancaran sosiometri
4. sosiometrihendaknya diselengarakan dengan kondisi dimana siswa tidak saling mengetahui jawabannya
5. menjaga kerahasian pilihan maupun hasil
6. individu harus saling mengenal
Kegunaan sosiometri adalah:
1. memperbaiki hubungan sisoal individu dalam kelompok
2. menentukan keanggotaan kelompok kerja
3. meneliti kecenderungan potensi kepemimpinan individu dalam kelompok
4. mengatur tempatduduk dalam kelas
5. mengenali kekompakan dan perpecahan dalam anggota kelompok
Jenis-jenis
b.1 Nominatif
b.2 Skala bertingkat (Rating Scale)
b.3 Siapa Dia
Data hasil sosiometri digambarkan dalam Sosiogram (Teknik Lingkaran, Lajur, Bebas)
5. METODE OTOBIOGRAFIS
Pengertian
Otobiografi adalah suatu metode pengumpulan data dengan menuliskan riwayat hidup sendiri, menyangkut riwayat pendidikan, riwayat prestasi, cita-cita dan harapannya masa yang akan datang, atau menggunakan tulisan yang ada tentang kehidupan seseorang.
Jenis-jenis
1. Otobiografi adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang kepribadian seseorang dengan mempelajari riwayat kehidupan yang ditulis oleh orang yang bersangkutan.
2. Biografi adalah suatu metode untuk memahami kepribadian seseorang dengan mempelajari riwayat hidup orang tersebut yang ditulis oleh orang lain.
3. Metode Catatan Harian adalah suatu metode pengukuran kepribadian dengan jalan mempelajari catatan harian orang tersebut. Catatan harian adalah catatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dan bersifat sangat pribadi.
4. Metode Studi Dokumenter adalah suatu metode pengumpulan data tentang keadaan seseorang dengan jalan mempelajari dokumen-dokumen yang telah ada mengenai orang tersebut. Contohnya ijazah, piagam, surat dokter dan sebagainya.
Otobiografi memiliki beberapa kelebihan antara lain:
1. memberikan informasi tentang siswa secara lengkap
2. bisa mengungkapkan perasaan dengan bebas dari kegiatan yang telah dilakukan
3. data ini dapat mendukung data yang diperoleh dari teknik lain
4. menghemat dalam pengadministraisian
sedangkan kelemahan dalam otobiografi ini:
1. siswa kurang terampil dalam komunikasi secara tertulis dengan baik
2. otobiografi lebih banyak mengungkap tentang fantasi
3. tidak semua kejadian dapat diingatnya dengan baik
4. data yang diperoleh dari otobiografi ini harus di padukan dengan baik dari teknik lain agar dapat ditafsirkan secara benar
5. sering terdapat kata-kata yang tidak diketahui atrinya secara benar
6. METODE STUDI KASUS (CASE STUDY)
adalah pengumpulan data dengan menggabungkan berbagai pengumpulan adata sebagai dasar mengadakan interpretasi dan diagnosis tentang tingkah laku individu. Metode ini hanya ini digunakan untuk siswa yang mengalami masalah tertentu, terutama anak yang mengalami hambatan adalam aspek perkembangan. Dengan studi kasus ini, kita mencoba mencari tahu faktor penyebabnya dan berusaha untuk memberikan bimbingan sehingga dapat mengatasi dan membantu mencarikan jalan keluar.
DAFTAR PUSTAKA:
Abkin. 2005. Etika dan Kode Etik Profesi Konselor. Jakarta: Abkin
Arifin. 1998. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT. Golden Terayon Press
Budi Purwoko. 2007. Pemahaman Individu melalui Teknik non tes. Surabaya. Unesa University Press.
D. Gunarsah, Singgih. 2003. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Goldman, Leo. 1984. Using Tests in Counseling. California : Goodyear Publishing Company.
Nur Hidayah. 1988. Buku Penunjang Teknik Pemahaman Individu Non tes. PPB FIP IKIP Malang.
Slameto. 1988. Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Triyono, 2008. Materi Pelatihan: Penggunaan Tes dalam Bimbingan dan Konseling. Malang: Universitas Negeri Malang

June 11, 2011

Teori Objek Relation dalam Konseling


Menurut Harry Guntrip (1969)
Teknik terapi yang membantu kita menyelidiki masalah-masalah yang diungkapkan pasien setelah dia mengalami relasi terapeutik yang memampukan dirinya mengungkap masalah-masalah itu. Relasi terapeutik adalah relasi pasien dengan terapis yang menciptakan situasi untuk pemecahan masalah-masalah itu.
  • Langkah awal yang berperan untuk mengungkap masalah konseli adalah konselor berjuang menciptakan relasi terapeutik dengan konseli (pentingnya relationship konselor dan konseli)
  • Peran konseli dalam proses konseling yaitu mengungkapkan masalah-masalahnya dan memecahkan masalahnya tersebut.
Peran penting Relasi terapeutik dalam konseling
  • Relasi terapeutik bagaikan sebuah mangkok
  • Dalam mangkok ini, konseli mengungkap masalahnya dan memecahkannya
Empat Psikologi Psikoanalisis
  1. Drive Theory
Menggarisbawahi biological drives (sex & agresi) yang sangat menentukan manifestasi-manifestasi psikologis
  1. Ego Psychology
Berfokus pada cara pribadi manusia mengelola tuntutan-tuntutan internal drives dan tuntutan-tuntutan realitas eksternal
  1. Self Psichology
Berfokus pada pengalaman self yang subyektif dan mengalami perubahan-perubahan
  1. Objects relation theory
Berfokus pada relasi insani, baik relasi yang diinternalisasikan dan membentuk psyche (kepribadian) maupun relasi eksternal di dunia nyata.
Asal istilah “Object Relations”
Istilah ini mencerminkan dan mewakili pergeseran focus dari focus freud pada drives ke focus baru pada objek (sasaran) bagi drives itu (object of the drives), terutama orang-orang penting dalam lingkup relasi diri pasien.
Asal Mula Pemikiran Object Relations
  • Titik awalnya adalah factor bahwa manusia membutuhkan relasi untuk mempertahankan hidup fisik dan psikologis
  • Fakta fundamental yang menandai eksistensi insani adalah ketergantungan antar insane.
  • Cara manusia menghadapi dan mengelola kebutuhan untuk bergantung (need for independency) amat menentukan kesehatan dan kesejahteraan jiwanya.
Pelopor “Object Realtins Theory”
  • Titik awal konsep object relations theory telah terdapat dalam psikoanalisis freud (mourning & melancholia(1917)) & The Ego and The Id (1923)
  • Penulis pertama adalah Melanie klein (contributions to psychoanalysis 1921-1945 (1964); Envy and Gratitude & Other works, 1946-1963 (1975)
  • Pelopor-pelopor lainnya adalah Fairbaim, Guntrip, Winnicot, Bian & Balint
  • Penerus-penerus kontemporer teori ini adalah Ogden. Bellas, D.Schott, J.Schorff, Kenberg, dan Masterson
Internal Self dan Object Pairing
Dalam kepribadian setiap insan terdapat berbagai self-object. Representation pairing yang berpengaruh sangat kuat:
  • Menentukan apa yang dirasakan dan dialami individu tentang self-nya (egonya) sendiri
  • Berfungsi sebagai cetak biru (template) untuk mengalami relasi-relasi yang terjadi di dunia luar.
Terjadinya Represntasi Internal
  • Representasi-representasi internal, yaitu self dan object internal terjadi sebagai buah pengalaman individu berelasi dengan orang-orang penting (terutama ibu & pengasu utama) sejak masa kehidupan dini hingga kini.
  • Kebanyakan pakar menggarisbawahi pengaruh hubungan-hubungan dini (dalam beberapa tahun pertama kehidupan)
Karakteristik Represi Internal
  • Represi internal (representation internal object & representation internal self) berisi pengalaman-pengalaman tentang aspek-aspek orang penting dalam kehidupan individu (=representasi object) serta pengalaman self selama berinteraksi dengan orang penting itu (=representasi self)
  • Representasi-representasi internal bisa bersifat disadari maupun tidak disadari; terapis berupaya membantu pasien agar lebih menyadari representasi-representasi internal itu
  • Representasi-representasi internal itu merpakan kompleks kognitif-afektif (bukan semata pikiran) yang membangkitkan cara berpikir, merasakan dan bertindak tertentu.
Hakikat Kepribadian
  • Kepribadian adalah himpunan berbagai self-object pairing
  • Representasi-representasi internal dapat diubah sepanjang waktu melalui terapi dan pengalaman-pengalaman lain
  • Dalam kondisi psikopatologis (bermasalah) representasi-representasi itu sedemikian terorganisasikan dalam system tertutup yang sangat kaku,, yang menghalangi pengalaman baru untuk mempengaruhi dunia internal, serta melawan upaya terapi yang sesungguhnya bertujuan menumbuhkembangkan kepribadian.
Cara Kerja “Self-Object Pairing”
  • Self object pairing yang menjadi kandungan kepribadian individu itu secara nirsadar memengaruhi cara individu memandang self atau diri sendiri dan luar
  • Self object pairing juga memengaruhi cara individu berelasi dengan orang-orang lain:
- memproyeksikan dunia internal ke dunia eksternal
- menentukan pemilihan orang di sunia eksternal
- Memengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan representasi internal yang dimiliki individu. (Memberikan “unconscious oveing” (isyarat nirsadar) sehingga orang lain menangkap isyarat yang diberikan oleh orang tersebut)
Hakikat Masalah Pasien
· Kepribadian dan masalah pasien dipandang pada perspektif drama internal yang berasal muasal pada masa lampau namun diejawantahkan kembali pada masa kini.
· Tingkat keparahan patologi (tingkat keparahan masalah) ditentukan oleh separah apa pengalaman di masa kini lebih ditentukan oleh internal self-object pairing ketimbang ditentukan oleh situasi dan relasi actual.
Hakikat Konseling & Psikoterapi
  • Konseling & psikoterapi pada hakikatnya adalah relasi yang memberi kesempatan bagi drama internal konseli atau pasien untuk dimainkan kembali dengan melibatkan pribadi konselor atau terapis.
  • Konselor-konseli dan terapis-pasien saling memengaruhi secara timbale balik melalui proses-proses proyeksi dan introyeksi.
Kiat Penting bagi konselor dan terapis
  • Konselor & terapis perlu mengetahui bagian mana dari drama internal konseli atau pasien yang terejawantahkan dalam konseling & terapi.
  • Untuk itu, Paula Heimann (dikutip oleh Ballas, 1987) mendayagunakan dua pertanyaan berikut:
- Siapa yang berbicara? (bagian mana dari dunia internal konseli atau pasien yang diekspresikan saat ini?)
- Konseli atau pasien berbicara kepada siapa! (bagian mana dari dunia internal konseli atau pasien yang direpresentasikan oleh konselor atau terapis saat ini)
NB:
  • Untuk menerobos system keprbadian konseli yang sangat tertutup atau kaku, konselor perlu memposisikan diri menjadi orang penting bagi konseli. Dengan menjadi orang penting bagi konseli akan mudah bagi konselor dalam mempengaruhi konseli dengan memberikan pengalaman baru.
  • Untuk bisa menjadi orang penting bagi konseli, cara yang bisa ditempuh konselor yaitu dengan melakukan empati.