Berbakti dengan Ilmu

"Dalam meraih keberhasilan akan penuh dengan tantangan"

May 17, 2013

Kesadaran Diri (self awareness) bagian 1




Self awareness merupakan individu bisa menyadari kelebihan dan kelemahan, minat dan pilihan, siswa di tuntut untuk pemahaman terhadap ketidakmampuan yang dimiliki (Van Reusen, 1996). Goleman (1997, 2001) mengatakan kesadaran diri (self awareness) merupakan kemampuan individu untuk mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.
Kesadaran diri (self awareness) atau disebut pengetahuan diri (self knowledge) dimana individu akan sadar dengan dirinya sendiri, bahwa individu memiliki kekuarangan serta kelebihan, serta dalam kesehariannya individu sadar hal tersebut adalah dirinya (Solso, 2008). Zeman (2001) membagi kesadaran ke dalam beberapa kategori antara lain: (1) kondisi terjaga, dalam kondisi saat individu memprsepsi dan berintraksi, (2) pengalaman, yang merupakan kesiagaan individu terhadap peristiwa yang berlangsung disekelilingnya, (3) kondisi mental individu, yang meliputi keyakinan, harapan, niat dan hasrat, dan (4) kesadaran diri individu itu meliputi rekognisi diri, pengetahuan diri, perasaan kepemilikian atas pikiran-pikiaran, ide-ide, dan perasaan-perasaan individu sendiri.
Karasteristik kesadaran diri meliputi Attention, Wakefulness, Architecture, Reccal of knowledge, dan emotive. (Solso, 2008). Attention atau perhatian, dimana pemusatan sumber daya mental ke hal-hal eksternal maupun internal. Individu memperhatikan suatu objek dari luar dirinya untuk mendapatkan kesadaran tanggung jawab, selain isyarat-isyarat eksternal, individu dapat mengalihkan perhatian perhatian kedalam diri dan merenungkan pikiran-pikiran pribadi, memori-memori, cita-cita, sehingga kesadaran diri akan dapat terbentuk.
Wekefull atau kesiagaan merupakan suatu kondisi mental yang dialami seorang sepanjang hidupnya, dalam setiap hari. Architecture sebuah asfek struktur fisikologis, dimana kesadaran bukanlah sebuah proses tunggal yang dilakukan oleh sebuah neuron tunggal, melainkan dipertahankan melalui sejumlah proses-proses neorologis yang diasosiasikan dengan interprestasi terhadap fenomena sensorik, sematik, kognitif, dan emosional, yang ada secara fisik maupun secara imajinatif. Tindakan-tindakan tersebut tampaknya berlangsung otomatis sebagai hasil dari pengalaman. Tindakan-tindakan lain memerlukan intervensi sadar dan kompleks.
Reccal of knowledge adalah proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan dan dunia disekelilingnya. Kesadaran memampukan manusia mendapatkan akses ke pengetahuan melalui proses recall dan rekognisi terhadap informasi mengenai diri pribadi dan mengenai dunia ini. Kesadaran diri ini memiliki tiga komponen antara lain:
a.         Self knowlege (pengetahuan diri) adalah pemahaman tentang informasi jati diri pribadi seseorang, individu akan sadar dengan dirinya sendiri, bahwa individu memiliki kekurangan serta kelebihan, serta dalam kesehariannya individu sadar hal tersebut adalah dirinya.
b.        World knowledge (pengetahuan tentang dunia) merupakan individu mengingat sejumlah fakta dari memori jangka panjang. Kesadaran akan tanggung jawab dapat terbentuk dengan mengingat peristiwa-peristiwa di luar dirinya.
c.         Activation of knowlege (aktivitas pengetahuan), seorang individu menyadari tindakan-tindakan orang lain. Kesadaran akan kejujuran individu akan terbentuk dengan melihat orang lain sebagai contok nyata. Individu akan belajar bagaimana membentuk suatu kesadaran diri dalam dirinya melalui orang lain.
Emotive, suatu kondisi sadar, sebagai bentuk perasaan atau emosi. Emosi ditimbulkan oleh kondisi internal saat individu merespon peristiwa-peristiwa eksternal, saat individu berusaha mendeskrifsikan emosi-emosi subyektif tersebut kepada orang lain, perasaan-persaan tersebut persis sebagaimana yang individu rasakan.
Kesadaran diri berfungsi memampukan individu dalam merencanakan perilaku, kemampuan yang diperkuat dengan adanya kesadaran diri, memberikan individu kemampuan bertahan hidup yang lebih besar dalam lingkungan. (Damasio, 1999). Menurut Baars (1996) mengatakan beberapa sejumlah fungsi kesadaran diri antara lain sebagai: (a) Konteks setting, (b) Adaptasi dan pembelajaran, (c) Prioritas dan fungsi akses dimana kesadaran, (d) Rekrutmen dan kontrol, (e) Pengambilan keputusan, (f) Deteksi dan penyutingan kekeliruan, (g) Monitor diri, (h) Pengorganisasian dan fleksibilitas.

Daftar Rujukan:
Baars, Bernard J. 1996. A Cognitive Theory of Conciousness. New York. Cambridge University Press.
Damasio, A. 1999. The Feeling of What Hoppen: Baby, Emotion and the Making Conciousness. London. Heineman.
Goleman, D. 1997. The groundbreaking book that redefines what it means to be smart, Emotional Intelligence Why it can matter more than IQ. The 10th anniversary edition. New York. Bantam Books.
Goleman, D. 2001. Working Whit Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta. PT Garamedia.
Solso, R. L. 2008. Psikologi Kognitif (terjemahan).Jakarta. Erlangga.
Van Reusen, A. K. 1996. The Self-Advocacy Strategy for Education and Transition Planning. Journal Intervention in School and Clinic. Vol. 32.  No.1. 49 – 54.
Zeman, A.Z. 2001. Conciousness. London. Yale University Press.

No comments: