A.
Tujuan Umum
Materi
ini secara umum bertujuan agar mahasiswa:
1) Memahami hakikat pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan
2) Memiliki keterampilan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang baik dan tepat
B.
Tujuan Khusus
Secara
khusus materi
ini bertujuan agar mahasiswa
dapat:
1) Menjelaskan pengertian
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
2) Menjelaskan langkah-langkah
dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
3) Menjelaskan alasan perlunya
memiliki keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
4) Berlatih menerapkan
langkah-langkah pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam kegiatan
pelatihan
C.
Apa yang dimaksud
keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Keterampilan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan merupakan kemampuan individu dapat
mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi masalah, mengetahui sebab-akibat masalah,
mengambil keputusan, menyampikan pilihan, siap mengambil resiko, dan siap
menerima konsekuensi atas apa yang telah diputuskan. (Van Reusen.1996).
Dubrin
(2011) mengatakan terdapat enam langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan yaitu: (1) Kesadaran akan adanya masalah, (2)
mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah, (3) mencari alternatif pemcahan,
(4) mempertimbangkan alternatif dan membuat pilihan, (5) menerapkan pilihan,
dan (6) mengevaluasi pilihan.
D.
Mengapa keterampilan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan itu penting
Setiap
individu memiliki cara-cara tersendiri dalam menghadapi masalah, cara tersebut
dipengaruhi oleh faktor belajar dan pengalaman yang diperoleh dari masa
kanak-kanak. Artinya, seseorang akan menggunakan startegi penyelesaian masalah
tertentu, karena sudah terbiasa menggunakannya. Terdapat bebrapa startegi dalam
menyelesaikan masalah antara lain:
(1) Penghindaran, merupakan
cara menghadapi masalah dengan menganggap masalah seperti tidak ada. Kedua
belah pihak enggan untuk membicarakan permasalahan dan membiarkan masalah
berlalau dengan sendirinya.
(2) Pembahasan dan keputusan
masalah, merupakan cara menyelesaikan masalah dengan membahas dan mengambil
keputusan permasalahan. Terdapat empat metode yang digunakan dalam starategi
ini yaitu:
a.
Negosiasi,
merupakan metode penyelesaian masalah yang dilakukan oleh kedua belah pihak
dengan membicarakan permasalahan secara bersama dan langsung sehingga tercapai
keputusan masalah yang disepakati bersama. Kedua belah pihak bersama-sama atas
dasar saling pemahaman meninformasikan, mebahas, dan mengambil keputusan
masalah dalam suatu perundingan. Mereka sepakat untuk saling mencapai
keuntungan bersama dan mengurangi hal-hal yang saling merugikan, dengan tetap membina
hubungan baik. Fokus negosiasi adalah pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan
harapan-harapan kedua belah pihak yang saling memuaskan.
b.
Mediasi,
merupakan metode penyelesaian masalah dengan cara pihak ketiga secara netral
membantu menfasilitasi pengambilan keputusan yang disepakati bersama oleh kedua
belah pihak yang bermasalah. Mediasi dilakukan ketika cara negosiasi tidak bisa
ditempuh, oleh karena itu pihak ketiga menfasilitasi upaya-upaya pertemuan
bersama untuk membahas dan mengambil keputusan. Fokus mediasi adalah pihak
ketiga menfasilitasi tercapainya kebutuhan, keinginan, dan harapan-harapan
kedua belah pihak yang saling bisa diterima dan memuaskan
c.
Arbitasi,
merupakan proses penyelesaian masalah dengan phak ketiga secara netral
mengeluarkan keputusan penyelesaian masalah setelah mengkaji berbagai bukti dan
mendengarkan argumen kedua belah pihak. Fokus arbitasi adalah hukuman, aturan,
tata-tertib, dan nilai-nilai kebenaran yang lain.
d.
Litigasi,
merupakan kombinasi atara mediasi da arbitursai artinya, sejak awal para pihak
yang terlibat dalam konflik mencoba untu melakukan mediasi, tetapi jika tidak
ditemukan pemecahannya amaka ditempuh cara arbiturasi.
e.
Agresi,
penyelesaian masalah dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengalahkan lawan,
agresi dapat berupa perkelahian fisik sampai peperangan untuk menaklukkan
lawan. Cara ini sering disebut sebagai berusaha untuk memenagkan diri dan
mengalahkan yang lain. pada dasrnya ini merugikan kedua belah pihak yaitu
keduanya kehilanagn keuntungan hubungan kerja sama, pengurasan energi dan
sumber daya, terbengkalainya tujuan, dan potensi masalah tumbuh lagi.
E.
Langkah-langkah
keterampilan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
Menurut
Friend dan Cook (2010; 26-53) menjelaskan
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah antara lain:
1.
Analisis konteks pemecahan
masalah
Analisis konteks pemecahan masalah;
langkah ini terdiri dari (1) menilai faktor yang berhubungan dengan
keberhasilan dalam proses pemecahan masalah; pada tahap ini ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan (a) apakah peserta dapat berkomitmen untuk terlibat dalam
pemecahan masalah, (b) apa yang akan terjadi bila masalah tersebut tidak
ditangani?, (c) apakah peserta memiliki kemampuan yang diperlukan dalam
mengatasi masalah?, (d) apakah masalah itu seimbang dengan waktu dan kemampuan
dalam mengatasi masalah; (2) membuat keputusan bersama orang lain apakah
pemecahan masalah secara interpersonal merupakan pendekatan yang tepat.
2.
Identifikasi masalah
Identifikasi masalah; (1) mencari
data dan informasi dari berbagai sumber sehingga dapat menjelaskan masalah,
serta menjaga pandangan dan pikiran yang berbeda pada peserta yang ikut dalam
pemecahan masalah, (2) meggunakan masalah sebagai dasar penyataan dan bahasa
yang secara spesifik, (3) memastikan bahwa semua peserta menyetujui diskrifsi
dan identifikasi masalah yang akan dibahas.
Dalam menidentifikasi masalah,
terlebih dahulu kita harus mencari penyebab terjadinya masalah tersebut.
Terdapat beberapa tanda terjadinya suatu masalah antara lain: (1) adanya
pandangan yang berbeda-beda (divergen), (2) ketidak sesuaian dan pertentangan
pandangan, (3) upaya penghalangan pencapaian tujuan, keinginan, harapan dari
kedua pihak yang saling berlawanan (Dubrin, 2009). Menurut Anoraga dalam
Saputra (2003) terdapat empat paktor penyebab terjadinya masalah yaitu: (1)
perbedaan pendapa antara pihak yang masing-masing menganggap dirinya paling
benar, (2) kesalahpahaman menempatkan seseorang dalam cara pandang yang tidak
sesuai dengan yang sesungguhnya, (3) tindakan yang dianggap merugikan pihak
lain, (4) perasaan yang terlalu sensitif yang mengarah pada pemikiran negatif.
Identifikasi masalah merupakan
langkah awal dalam pemecahan masalah, pada tahap ini, pertanyaan penting yang
harus dijawab adalam menentukan masalah seperti apakah yang sedang dialami?
Untuk memperoleh gambaran masalah itu, kita perlu mengidentifikasi masalah yang
merupakan mengembngkan penertian seperti apakah masalah yang terjadi, ada
beberapa pertanyaan yang menunjang langkah ini antara lain:
a.
Apa
yang saya inginkan?
b.
Mengapa
saya menginginkan hal tersebut?
c.
Apa
yang saya fikirkan tentang cara-cara untuk mencapai keinginan saya?
d.
Apa
yang diinginkan pihak lain?
e.
Mengapa
mereka menginginkannya?
f.
Apa
yang pihak lain fikirkan tentang cara-cara untuk mencapai keinginan tersebut.
g.
Apakah
saya dan pihak lain memiliki saling pengertian yang baik tentang masing-masing
keinginan, alsan-alasananya, keyakinan-keyakainannya dan perasaan-perasannya?
h.
Apakah
masalah ini didasarkan pada salah pengertian atau merupakan masalah interes,
keyakinan-keyakinan, prefrensi-prefensi, atau nilai-nilai?
i.
Seperti
apakah detail hal tersebut.
3.
Memilih solusi yang tepat
Pemilihan solusi yang cocok; (1)
menggunakan berbagai strategi khusus dalam mengusulkan solusi sebanyak mungkin
untuk penyelesaian masalah, (2) membuat aturan seluas mungkin yang dapat
diterima dalam mendorong berpikir, dan pandangan yang berbeda: termasuk
mengevaluasi perbedaan soulusi, ide solusi yang bisa dan tidak bisa untuk
dicatat secara tertulis.
Dalam memilih solusi masalah, salah
satu pendekatan yang dilakukan adalah brainstorming,
dalam hal ini berbagai pihak menyajikan berbagai ide-ide kreatif dan mendorong
memikirkan solusi yang terbaik yang saling dapat diterima. Masing-masing bebas
menyatakan pendapat apa saja tampa ada komentar terhadapt ide yang dinyatakan.
Dengan cara ini diharapkan masing-masing menyatakan ide sebanyak-banyaknya dan
mendaftarnya. Selanjutnya dari ide-ide yang terdaftar itu dilakukan penyortiran
terhadap ide mana yang dipilih dan diaplikasikan.
Dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan ada bebrapa starategi yang dapat digunakan, menurut Jhonson (1993)
yang menggunakan perumpamaan karateristik hewan dalam pemecahan masalah, antara
alain:
a)
The trule (withdrawing) seperti kura-kura yang
menarik diri untuk memasuki rumahnya dalam upaya mengindari masalah. Hal ini
dilakukan disaat individu tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah, mereka mempunyai kepercayaan lebih baik menarik diri dari pada
menghadapinya.
b)
The shark (forcing) atau seperti ikan hiu yang
memaksa, yaitu mencoba menundukkan lawan dengan memaksa dan melawan kekuatan
mereka dalam menyelesaikan masalah. Dimana individu lebih mementingkan tujuan
dari pada hubungan dengan orang lain.
c)
The teddy bear (Smooting) yaitu seperti beruang yang
lebih mementingkan hubungan dari pada tujuan. Individu berpikir masalah
dihindari karena dapat merusak hubungannya dan jika masalah berlanjut akan
mendapatkan luka. Lebih mementingkan minta maaf bukan berarti bersalah.
d)
The Fox (compromosing) seperti rubah dalam
mencapai tujuan. Individu melakukan kompromi dengan cara memperhatikan pihak
lain, tujuan dan hubungan sama-sama pentingnya.
e)
The Owl (confronting) meletakkan nilai tertinggi
pada tujuan dan hubungan. Individu memandang masalah yang dapat dipecahkan dan
dicari penyelesaiannya yang berdasarkan kemampuan tujuan yang dicapai.
4.
Evaluasi alternatif
pemecahan masalah
Evaluasi alternatif pemecahan
masalah; (1) menghilangkan solusi yang tidak mungkin untuk dilaksanakan dalam
menghadapi masalah yang dihadapi, (2) mempertimbangkan solusi yang tidak
digunakan dengan menggunakan strategi khusus dan mempertimbangkan
masing-masing kekurangan, (3) memilih
salah satu atau lebih dari solusi yang potensial untuk dilaksanakan dan
dipertimbangkan secara rinci, (4) membuat rencana secara rinci untuk solusi
yang akan dilaksanakan, (5) mengatur waktu pelaksanaan secara efektif dari
berbagai solusi yang dipilih.
Jika alteranatif solusi sudah dapat
teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi beberapa opsi atau
alterantif yang ditemukan dan melakukan pemilihan solusi. Ini melibatkan
berbagai pertimbangan individual termasuk prefensi-prefrensi. Pertimbangan
utama adalah kebermanfaatan bagi masing-masing.
5.
Penerapan solusi masalah
Melaksanakan solusi yang telah
direncanakan, memantau konsitensi pelaksanaan. Setelah solusi terbaik dibuat
segala keputusan harus dituangkan dalam persetujuan bersama (argretmen).
Persetujuan ditulis dalam lembar kesepakatan yang ditandatangani kedua belah
pihak yang bermasalah. Kejujuran dan kesiapan menanggung resiko terhadap
keputusan merupakan hal penting. Saling pengertian harus dibangun dan diarahkan
menjadi saling kemauan untuk berkomitmen untuk menjalankan keputusan tersebut.
6.
Evaluasi hasil
Dalam mengevaluasi hasil pepecahan
masalah ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, antara lain: (1) menggunakan data, untuk menentukan apakah
solusi yang diimplementasikan itu tepat atau memiliki efek yang diinginkan, (2)
membuat keputusan untuk (a) melanjutkan pelaksaan, (b) menghentikan solusi
karena masalah sudah dapat teratasi, (c) mervisi solusi untuk meningkatkan
pengaruh pada hasil, atau (d) menghentikan karena solusi yang tidak efektif untuk
dilaksanakan, (3) jika solusi yang ditawarkan tidak efektif, menentukan alasan
dan kembali memasuki pada titik proses pemecahan masalah (contoh, menghasilkan
solusi yang lebih baik), (4) memiliki koneksi selama pemecahan masalah sehingga
dapat membantu lebih banyak, sebagai contoh: dapat menggunakan bahan-bahan dari
luar dalam mencari rincian materi permasalahan yang dihadapi.
DuBrin, A, J. 2009. Human Relations Interprersonal Job Oriented Skills. Tenth edition.
New jersey. Pearson Prentice Hall.
DuBrin, A, J. 2011. Human Relations for Career and Personal Sucess, Consepts, Application,
and Skill. Boston. Pearson Prentice Hall.
Van Reusen, A. K. 1996. The Self-Advocacy Strategy for Education and Transition Planning.
Journal Intervention in School and Clinic. Vol. 32. No.1. 49 – 54.
No comments:
Post a Comment