Berbakti dengan Ilmu

"Dalam meraih keberhasilan akan penuh dengan tantangan"

November 27, 2017

KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN




A.       Tujuan Umum
Materi ini secara umum bertujuan agar mahasiswa:
1)      Memahami hakikat pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
2)      Memiliki keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang baik dan tepat

B.        Tujuan Khusus
Secara khusus materi ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
1)      Menjelaskan pengertian pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
2)      Menjelaskan langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
3)      Menjelaskan alasan perlunya memiliki keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
4)      Berlatih menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam kegiatan pelatihan

C.       Apa yang dimaksud keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan merupakan kemampuan individu dapat mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi masalah, mengetahui sebab-akibat masalah, mengambil keputusan, menyampikan pilihan, siap mengambil resiko, dan siap menerima konsekuensi atas apa yang telah diputuskan. (Van Reusen.1996).
Dubrin (2011) mengatakan terdapat enam langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yaitu: (1) Kesadaran akan adanya masalah, (2) mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah, (3) mencari alternatif pemcahan, (4) mempertimbangkan alternatif dan membuat pilihan, (5) menerapkan pilihan, dan (6) mengevaluasi pilihan.

D.       Mengapa keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan itu penting
Setiap individu memiliki cara-cara tersendiri dalam menghadapi masalah, cara tersebut dipengaruhi oleh faktor belajar dan pengalaman yang diperoleh dari masa kanak-kanak. Artinya, seseorang akan menggunakan startegi penyelesaian masalah tertentu, karena sudah terbiasa menggunakannya. Terdapat bebrapa startegi dalam menyelesaikan masalah antara lain:
(1)      Penghindaran, merupakan cara menghadapi masalah dengan menganggap masalah seperti tidak ada. Kedua belah pihak enggan untuk membicarakan permasalahan dan membiarkan masalah berlalau dengan sendirinya.
(2)      Pembahasan dan keputusan masalah, merupakan cara menyelesaikan masalah dengan membahas dan mengambil keputusan permasalahan. Terdapat empat metode yang digunakan dalam starategi ini yaitu:
a.         Negosiasi, merupakan metode penyelesaian masalah yang dilakukan oleh kedua belah pihak dengan membicarakan permasalahan secara bersama dan langsung sehingga tercapai keputusan masalah yang disepakati bersama. Kedua belah pihak bersama-sama atas dasar saling pemahaman meninformasikan, mebahas, dan mengambil keputusan masalah dalam suatu perundingan. Mereka sepakat untuk saling mencapai keuntungan bersama dan mengurangi hal-hal yang saling merugikan, dengan tetap membina hubungan baik. Fokus negosiasi adalah pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan harapan-harapan kedua belah pihak yang saling memuaskan.
b.         Mediasi, merupakan metode penyelesaian masalah dengan cara pihak ketiga secara netral membantu menfasilitasi pengambilan keputusan yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak yang bermasalah. Mediasi dilakukan ketika cara negosiasi tidak bisa ditempuh, oleh karena itu pihak ketiga menfasilitasi upaya-upaya pertemuan bersama untuk membahas dan mengambil keputusan. Fokus mediasi adalah pihak ketiga menfasilitasi tercapainya kebutuhan, keinginan, dan harapan-harapan kedua belah pihak yang saling bisa diterima dan memuaskan
c.         Arbitasi, merupakan proses penyelesaian masalah dengan phak ketiga secara netral mengeluarkan keputusan penyelesaian masalah setelah mengkaji berbagai bukti dan mendengarkan argumen kedua belah pihak. Fokus arbitasi adalah hukuman, aturan, tata-tertib, dan nilai-nilai kebenaran yang lain.
d.         Litigasi, merupakan kombinasi atara mediasi da arbitursai artinya, sejak awal para pihak yang terlibat dalam konflik mencoba untu melakukan mediasi, tetapi jika tidak ditemukan pemecahannya amaka ditempuh cara arbiturasi.
e.         Agresi, penyelesaian masalah dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengalahkan lawan, agresi dapat berupa perkelahian fisik sampai peperangan untuk menaklukkan lawan. Cara ini sering disebut sebagai berusaha untuk memenagkan diri dan mengalahkan yang lain. pada dasrnya ini merugikan kedua belah pihak yaitu keduanya kehilanagn keuntungan hubungan kerja sama, pengurasan energi dan sumber daya, terbengkalainya tujuan, dan potensi masalah tumbuh lagi.
E.        Langkah-langkah keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Menurut Friend dan Cook (2010; 26-53) menjelaskan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah antara lain:
1.         Analisis konteks pemecahan masalah
Analisis konteks pemecahan masalah; langkah ini terdiri dari (1) menilai faktor yang berhubungan dengan keberhasilan dalam proses pemecahan masalah; pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (a) apakah peserta dapat berkomitmen untuk terlibat dalam pemecahan masalah, (b) apa yang akan terjadi bila masalah tersebut tidak ditangani?, (c) apakah peserta memiliki kemampuan yang diperlukan dalam mengatasi masalah?, (d) apakah masalah itu seimbang dengan waktu dan kemampuan dalam mengatasi masalah; (2) membuat keputusan bersama orang lain apakah pemecahan masalah secara interpersonal merupakan pendekatan yang tepat.

2.         Identifikasi masalah
Identifikasi masalah; (1) mencari data dan informasi dari berbagai sumber sehingga dapat menjelaskan masalah, serta menjaga pandangan dan pikiran yang berbeda pada peserta yang ikut dalam pemecahan masalah, (2) meggunakan masalah sebagai dasar penyataan dan bahasa yang secara spesifik, (3) memastikan bahwa semua peserta menyetujui diskrifsi dan identifikasi masalah yang akan dibahas.
Dalam menidentifikasi masalah, terlebih dahulu kita harus mencari penyebab terjadinya masalah tersebut. Terdapat beberapa tanda terjadinya suatu masalah antara lain: (1) adanya pandangan yang berbeda-beda (divergen), (2) ketidak sesuaian dan pertentangan pandangan, (3) upaya penghalangan pencapaian tujuan, keinginan, harapan dari kedua pihak yang saling berlawanan (Dubrin, 2009). Menurut Anoraga dalam Saputra (2003) terdapat empat paktor penyebab terjadinya masalah yaitu: (1) perbedaan pendapa antara pihak yang masing-masing menganggap dirinya paling benar, (2) kesalahpahaman menempatkan seseorang dalam cara pandang yang tidak sesuai dengan yang sesungguhnya, (3) tindakan yang dianggap merugikan pihak lain, (4) perasaan yang terlalu sensitif yang mengarah pada pemikiran negatif.
Identifikasi masalah merupakan langkah awal dalam pemecahan masalah, pada tahap ini, pertanyaan penting yang harus dijawab adalam menentukan masalah seperti apakah yang sedang dialami? Untuk memperoleh gambaran masalah itu, kita perlu mengidentifikasi masalah yang merupakan mengembngkan penertian seperti apakah masalah yang terjadi, ada beberapa pertanyaan yang menunjang langkah ini antara lain:
a.         Apa yang saya inginkan?
b.         Mengapa saya menginginkan hal tersebut?
c.         Apa yang saya fikirkan tentang cara-cara untuk mencapai keinginan saya?
d.         Apa yang diinginkan pihak lain?
e.         Mengapa mereka menginginkannya?
f.          Apa yang pihak lain fikirkan tentang cara-cara untuk mencapai keinginan tersebut.
g.         Apakah saya dan pihak lain memiliki saling pengertian yang baik tentang masing-masing keinginan, alsan-alasananya, keyakinan-keyakainannya dan perasaan-perasannya?
h.         Apakah masalah ini didasarkan pada salah pengertian atau merupakan masalah interes, keyakinan-keyakinan, prefrensi-prefensi, atau nilai-nilai?
i.          Seperti apakah detail hal tersebut.

3.         Memilih solusi yang tepat
Pemilihan solusi yang cocok; (1) menggunakan berbagai strategi khusus dalam mengusulkan solusi sebanyak mungkin untuk penyelesaian masalah, (2) membuat aturan seluas mungkin yang dapat diterima dalam mendorong berpikir, dan pandangan yang berbeda: termasuk mengevaluasi perbedaan soulusi, ide solusi yang bisa dan tidak bisa untuk dicatat secara tertulis.
Dalam memilih solusi masalah, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah brainstorming, dalam hal ini berbagai pihak menyajikan berbagai ide-ide kreatif dan mendorong memikirkan solusi yang terbaik yang saling dapat diterima. Masing-masing bebas menyatakan pendapat apa saja tampa ada komentar terhadapt ide yang dinyatakan. Dengan cara ini diharapkan masing-masing menyatakan ide sebanyak-banyaknya dan mendaftarnya. Selanjutnya dari ide-ide yang terdaftar itu dilakukan penyortiran terhadap ide mana yang dipilih dan diaplikasikan.
 Dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan ada bebrapa starategi yang dapat digunakan, menurut Jhonson (1993) yang menggunakan perumpamaan karateristik hewan dalam pemecahan masalah, antara alain:
a)         The trule (withdrawing) seperti kura-kura yang menarik diri untuk memasuki rumahnya dalam upaya mengindari masalah. Hal ini dilakukan disaat individu tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah, mereka mempunyai kepercayaan lebih baik menarik diri dari pada menghadapinya.
b)        The shark (forcing) atau seperti ikan hiu yang memaksa, yaitu mencoba menundukkan lawan dengan memaksa dan melawan kekuatan mereka dalam menyelesaikan masalah. Dimana individu lebih mementingkan tujuan dari pada hubungan dengan orang lain.
c)         The teddy bear (Smooting) yaitu seperti beruang yang lebih mementingkan hubungan dari pada tujuan. Individu berpikir masalah dihindari karena dapat merusak hubungannya dan jika masalah berlanjut akan mendapatkan luka. Lebih mementingkan minta maaf bukan berarti bersalah.
d)        The Fox (compromosing) seperti rubah dalam mencapai tujuan. Individu melakukan kompromi dengan cara memperhatikan pihak lain, tujuan dan hubungan sama-sama pentingnya.
e)         The Owl (confronting) meletakkan nilai tertinggi pada tujuan dan hubungan. Individu memandang masalah yang dapat dipecahkan dan dicari penyelesaiannya yang berdasarkan kemampuan tujuan yang dicapai.

4.         Evaluasi alternatif pemecahan masalah
Evaluasi alternatif pemecahan masalah; (1) menghilangkan solusi yang tidak mungkin untuk dilaksanakan dalam menghadapi masalah yang dihadapi, (2) mempertimbangkan solusi yang tidak digunakan dengan menggunakan strategi khusus dan mempertimbangkan masing-masing  kekurangan, (3) memilih salah satu atau lebih dari solusi yang potensial untuk dilaksanakan dan dipertimbangkan secara rinci, (4) membuat rencana secara rinci untuk solusi yang akan dilaksanakan, (5) mengatur waktu pelaksanaan secara efektif dari berbagai solusi yang dipilih.
Jika alteranatif solusi sudah dapat teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi beberapa opsi atau alterantif yang ditemukan dan melakukan pemilihan solusi. Ini melibatkan berbagai pertimbangan individual termasuk prefensi-prefrensi. Pertimbangan utama adalah kebermanfaatan bagi masing-masing.

5.         Penerapan solusi masalah
Melaksanakan solusi yang telah direncanakan, memantau konsitensi pelaksanaan. Setelah solusi terbaik dibuat segala keputusan harus dituangkan dalam persetujuan bersama (argretmen). Persetujuan ditulis dalam lembar kesepakatan yang ditandatangani kedua belah pihak yang bermasalah. Kejujuran dan kesiapan menanggung resiko terhadap keputusan merupakan hal penting. Saling pengertian harus dibangun dan diarahkan menjadi saling kemauan untuk berkomitmen untuk menjalankan keputusan tersebut.

6.         Evaluasi hasil
Dalam mengevaluasi hasil pepecahan masalah ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, antara lain:  (1) menggunakan data, untuk menentukan apakah solusi yang diimplementasikan itu tepat atau memiliki efek yang diinginkan, (2) membuat keputusan untuk (a) melanjutkan pelaksaan, (b) menghentikan solusi karena masalah sudah dapat teratasi, (c) mervisi solusi untuk meningkatkan pengaruh pada hasil, atau (d) menghentikan karena solusi yang tidak efektif untuk dilaksanakan, (3) jika solusi yang ditawarkan tidak efektif, menentukan alasan dan kembali memasuki pada titik proses pemecahan masalah (contoh, menghasilkan solusi yang lebih baik), (4) memiliki koneksi selama pemecahan masalah sehingga dapat membantu lebih banyak, sebagai contoh: dapat menggunakan bahan-bahan dari luar dalam mencari rincian materi permasalahan yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA
DuBrin, A, J. 2009. Human Relations Interprersonal Job Oriented Skills. Tenth edition. New jersey. Pearson Prentice Hall.
DuBrin, A, J. 2011. Human Relations for Career and Personal Sucess, Consepts, Application, and Skill. Boston. Pearson Prentice Hall.
Van Reusen, A. K. 1996. The Self-Advocacy Strategy for Education and Transition Planning. Journal Intervention in School and Clinic. Vol. 32.  No.1. 49 – 54.

No comments: