a.
Pengertian Berpikir Positif
Berpikir positif adalah cara memandang segala persoalan yang muncul dari sudut pandang yang positif, karena dengan berpikir positif individu
mempunyai pandangan bahwa setiap permasalahan pasti ada jalan
pemecahannya dan suatu pemecahan yang tepat diperoleh melalui proses intelektual yang sehat (Caprara & Steca 2006). Berpikir positif cenderung menafsirkan permasalahan mereka sebagai
hal yang sementara, terkendali, dan hanya khusus untuk satu situasi, orang yang
berpikir negatif sebaliknya yakin bahwa permasalahan mereka berlangsung
selamanya, menghancurkan segala yang mereka lakukan dan tidak terkendali
(Seligman 1991).
Cara merekontruksi
pikiran agar lebih positif sehingga individu dapat lebih baik dalam menanggapi
setiap permasalahan yang dihadapi. Caranya sebagai berikut: Adversity
berupa peristiwa, yang bersifat negatif, seperti liburan gagal, permusuhan
dengan teman, kematian seseorang yang dicintai. Belief yaitu kepercayaan
dan interpretasi tentang suatu peristiwa yang menyebabkan akibat. Consequences
yaitu bagaimana perasaan dan perilaku yang mengikuti peristiwa. Disputation
yaitu argumen yang dibuat untuk membantah keyakinan yang telah dibuat
sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu distraksi dan
disputasi itu sendiri. Distraksi adalah mengalihkan pikiran tentang sesuatu hal
pada hal lain, sedangkan disputasi adalah berargumentasi dengan diri sendiri.
Untuk melakukan dispustasi perlu dipertimbangkan empat hal, yaitu: (1) bukti,
mencari bukti-bukti bahwa apa yang diyakini adalah tidak tepat, (2) Alternatif,
semua peristiwa yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh satu hal tetapi bisa
hal-hal yang lain, (3) implikasi, apapun yang terjadi pada suatu peristiwa
tidak selalu mempunyai implikasi negatif, (4) Kegunaan apakah ada manfaatnya
untuk memikirkan apa yang diyakininya selama ini. Energization, akibat
emosi dan perilaku dari argumen yang dibuat (Seligman, 1991).
Berpikir positif dapat
dideskripsikan sebagai suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada sudut
pandang dan emosi yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
situasi yang dihadapi (Elfiky, 2008). Berpikir positif juga membuktikan adanya
hubungan kebiasaan berpikir secara negative dengan rendahnya harga diri.
Berpikir positif juga membuat individu
mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres (Kivimaki dkk, 2005). Selain
itu, Fordyce (dalam Seligman, 2005) juga menemukan bahwa kondisi psikologis
yang positif pada diri individu dapat meningkatkan kemampuan untuk
menyelesaikan beragam masalah dan tugas. Berpikir positif juga membantu
seseorang dalam memberikan sugesti positif pada diri saat menghadapi kegagalan,
saat berperilaku tertentu, dan membangkitkan motivasi (Hill & Ritt, 2004).
Dari pendapat para
ahli tersebut diatas penulis dapat
simpulkan bahwa, Berpikir Positif merupakan keterampilan yang dimiliki individu
dalam menerima situasi dan kondisi yang tengah dihadapi secara positif,
sehingga individu tersebut memiliki kepuasan dalam hidupnya, meyakini kemampuan
yang dimilikinya sehingga harga diri menjadi meningkat, serta berpikir secara
optimis dalam meraih harapan kesuksesan akan masa depannya.
Berdasarkan pengertian
dan simpulan tentang berpikir positif diatas,
maka dapat diambil aspek-aspek berpikir positif sebagai pembatasan dalam
penelitian ini adalah: Menerima situasi dan kondisi yang dihadapi, Kepuasan
dalam hidupnya, Meyakini kemampuan, Harga diri, dan Optimis akan masa depan
b.
Aspek-aspek Berpikir Positif
a)
Menerima situasi
dan kondisi yang dihadapi
Menurut
Limbert (2004) mengungkapkan bahwa berpikir positif mempunyai peran membuat
individu dapat menerima situasi yang tengah dihadapi secara lebih positif.
Berpikir positif merupakan suatu keterampilan kognitif yang dapat dipelajari
melalui pelatihan. Pada prinsipnya melalui berpikir positif ini diharapkan
subjek mengalami proses pembelajaran keterampilan kognitif dalam memandang
peristiwa yang dialami
b)
Kepuasan dalam
hidupnya
Setiap individu mempunyai keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya
sendiri, kepuasan dengan teman sebanya, kepuasan bersama keluarga, kepuasan
dengan lingkungan sekitar, untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi
apa saja yang dapat dilakukan, dan untuk menjadi kreatif dan bebas dalam
mencapai puncak prestasi potensinya. Individu yang dapat mencapai tingkat
kepuasan diri yang tinggi, maka individu tersebut menjadi individu yang utuh,
individu yang selalu berpikir postif dalam memenuhi kepuasan dalam hidupnya.
Kepuasan individu dalam hidupnya dapat dipandang sebagai kebutuhan yang
tertinggi dari suatu kebutuhan, namun juga dapat dipandang sebagai tujuan
akhir. Kepuasan diri merupakan bersipat alami yang dibawa sejak lahir, karena
individu mempunyai potensi dasar yang positif. Individu mempunyai potensi dasar
jalur perkembangan yang sehat untuk mencapai kepusan dalam dirinya. Jadi
individu yang sehat adalah individu yang mengembangkan potensi positifnya yang
mengikuti jalur perkembangan yang sehat begitu juga dengan cara berpikir
terhadap diri, orang lain dan lingkungan sekitar.
Berpikir positif seorang individu tidak terlepas dari bagaimana cara
merasakan kepuasan dalam dirinya, bila kepuasan ini tidak terpenuhi dengan
dengan baik maka akan menimbulkan individu akan menarik diri dari lingkungan
dan teman sekitar, persaan takut, persaan kurang berharga, lemah, tidak mampu
dan berpikir negative terhadap peristiwa dan pengalaman yang mereka alami.
c)
Meyakini
kemampuan
Berpikir Positif adalah sumber kekuatan dan sumber
kebebasan. Disebut sumber kekuatan karena ia membantu individu dalam memikirkan
solusi pepecahan masalah yang dihadapi sampai mendapatkannya dengan begitu anda
bertambah mahir, percaya, dan kuat.
Disebut sumber kebebasan karena dengannya anda akan terbebas dari penderitaan
dan kungkungan pikiran negatif serta pengaruh pada fisik (Elfiky, 2008).
Dalam berpikir
positif adalah sikap mental yang melibatkan proses masuknya
pikiran, dan gambaran yang membangun bagi perkembangan individu dalam menyakini
atas kemampuan yang dimilikinya. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan,
sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan. Berpikir positif dilakukan dengan
cara memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri secara positif.
Dalam hal ini seseorang individu menggantikan kritik pada diri sendiri dengan
memfokuskan pada kemampuan yang dimilikinya.
d)
Harga diri
Harga diri adalah sebagai
penilaian yang menyeluruh dari diri. Harga diri disebut sebagai gambaran diri
(Santrock, 2003). Harga diri sebagai evaluasi diri yang dibuat oleh setiap
individu atau sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi
positif-negatif (Baron & Byrne, 2003). Menurut Worchel, dkk harga diri merupakan
komponen evaluatif dari konsep diri, yang terdiri dari evaluasi positif dan
negatif mengenai diri sendiri yang dimiliki seseorang (Dayakisni &
Hudaniah, 2003).
Menurut
Brem & Kassin individu yang mempunyai harga diri rendah memilki
suatu sikap mengalah diri yang dapat memperangkap individu kedalam suatu
lingkaran yang menyesatkan. Biasanya karena individu mengharapkan kegagalan,
individu menjadi cemas, menunjukkan usaha yang sedikit atau kecil dan
menghilangkan tantangan-tantangan penting dalam kehidupan individu. Kemudian
ketika individu gagal melakukannya, individu yang harga dirinya rendah
cenderung menyalahkan diri sendiri dan pada gilirannya hal tersebut mengarahkan
individu untuk merasa lebih tidak kompten (Dayakisni & Hudaniah, 2003).
Menurut Adler seseorang yang cukup memiliki harga diri mempunyai ciri lebih
percaya diri, lebih mampu, lebih produktif (Goble, 2004).
Ada
beberapa
ciri individu yang mempunyai harga diri yang rendah, yaitu: (a) Merendahkan
orang lain dengan hal-hal negatif sehingga melihat lingkungan sekitar terlebih
dahulu untuk bisa menerima orang lain, (b) Gerakan tubuh tidak sesuai konteks
dan menghindari kontak fisik, (c) Terlalu membesar-besarkan prestasi,
keterampilan dan penampilan fisik serta berbicara terlalu keras, tiba-tiba atau
dengan nada suara yang dogmatis, (d) Merendahkan diri sendiri secara verbal,
mencela diri dan memposisikan diri secara submisif, (e) Tidak mengemukakan pandangan atau pendapat terutama ketika
ditanya dan melakukan rasionalisasi ketika gagal melakukan sesuatu (Santrock,
1998).
Ada
beberapa ciri dari individu yang mempunyai harga
diri rendah, yaitu: (a) Cenderung menarik diri dari lingkungan dan mempunyai
kesulitan dalam menjalin persahabatan, (b) Cenderung menghukum diri dan pasif
dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan dan tekanan lingkungan, (c) Inferior,
malu-malu, benci pada diri sendiri, kurang bisa menerima diri dan bersikap
patuh sehingga kurang percaya diri untuk menghargai suatu penilaian atau kritik
dari orang lain serta cenderung mengalah, (d) Menunjukkan tingkat kecemasan
yang tinggi, depresi dan keluhan psikosomatis serta tidak tahan terhadap
tekanan sosial, (e) Cenderung lebih tenang jika terjadi perbedaan pendapat yang
menimbulkan personal attack dan bereaksi keras terhadap kritikan serta
mempunyai kesadaran diri etika berbicara dengan orang lain, (f) Cenderung tidak
terlihat sebagai anggota dari suatu kelompok, contohnya jarang tampil sebagai
pemimpin. (Bernard, 1991)
Menurut
Adler
individu yang harga dirinya kurang akan diliputi rasa rendah diri, rasa tidak
berdaya, putus asa, tingkah laku neurotic (Goble, 2004). Menurut Santrock
(1998) ada beberapa ciri individu yang mempunyai harga diri yang tinggi, yaitu:
(a) Mempunyai kemampuan untuk memberi perintah atau petunjuk pada orang lain, (b)
Mampu berkomunikasi dengan baik meliputi memandang lawan bicara ketika mengajak
atau diajak berbicara, menjaga kontak mata selama pembicaraan berlangsung dan
memulai kontak yang ramah dengan orang lain, (c) Menyukai aktivitas sosial
meliputi dapat bekerja secara kooperatif dalam kelompok dan mampu menjaga jarak
antara dirinya dengan orang lain, (d) Berbicara dengan lancar ketika
mengemukakan pendapat.
Ada
beberapa ciri individu yang mempunyai harga diri tinggi, yaitu: (a) Cenderung
lebih efektif, aktif dan asertif dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan, (b) Menghormati diri sendiri, superior, rasa kebanggaan, penyesuaian
diri dan menyukai diri sendiri, (c) Cenderung mandiri dalam situasi yang
menimbulkan konformitas dan percaya diri bahwa dirinya akan sukses sehingga
cenderung untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang mandiri, (d) Cenderung
dikenal oleh teman sebayanya dan mampu menghargai dirinya dengan tepat, (e) Individu
mempunyai keyakinan dan rasa percaya diri bahwa dirinya mempunyai kemampuan
untuk menghadapi suatu kejadian sehingga kecemasannya hilang dan dapat menahan impilikasi negatif dari hukuman
sosial, (f) Mampu bertahan melawan ancaman berdasarkan adekuasi dirinya (Bernard, 1991).
e)
Optimis akan
masa depan
Individu yang berada dalam masa-masa
penuh kesulitan, sehingga individu akan mempunyai sikap untuk selalu menanggapi
dan mengatasi persoalannya secara optimis maka sikap yang demikian itu telah
membantu mengubah saat-saat gelap menjadi lebih cerah, produktif dan kreatif.
Oleh karena itu berpikir negatif pada siswa diharapkan dapat diminimalisir jika
setiap siswa mampu berpikir positif, karena dengan berpikir positif siswa tidak
hanya dapat membebaskan diri dari rasa cemas yang berkepanjangan, tetapi juga
akan mampu menghilangkan berbagai perasaan negatif seperti takut salah atau
ditertawakan, malu, merasa tidak bisa dan rendah diri dan lain sebagainya.
c.
Ciri – ciri Berpikir Positif
Menurut Bachtiar (2014) ciri-ciri positive thingking (berpikir positif)
antara lain:
1)
Masalah adalah sebagai
tantangan
Orang yang berpikir
positif selalu melihat masalah sebagai tantangan yang harus dilakukan. Dengan
demikian, dia memiliki semangat kuat dan ketenangan untuk menyelesaikan
masalah. Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai beban hidup.
Mereka akan merasa bahwa masalah membuat hidup menjadi sangat berat untuk
dijalani dan merasa orang yang paing sengsara sedunia.
2)
Menikmati hidup
Pemikiran positif akan
akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati. Hal tersebut
berarti ia tidak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik. Justru, dengan
penerimaan keadaan tersebut menjadikan ketenangan diri untuk merencanakan
hal-hal yang menakjubkan.
3)
Siap menerima saran
Dengan keterbukaan,
boleh jadi hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik. Kritik
selalu dianggap sebagai pelecut untuk memperbaiki diri. Saran akan dijadikan
patokan untuk untuk mencoba kembali. Dengan begitu hidup tidak akan terasa
berat dan membebani.
4)
Memangkas pikiran
negatif
Menumbuhkan atau bahkan
memelihara pikiran negativ terlalu lama diibaratkan membangunkan singa tidur.ia
bisa menerkam dan menghabisi hidup kita sekecil apapun tunas negetif yang ada
dipikiran kita maka segera lenyapkan, dan jangan merawatnya hingga tumbuh besar
dan memenuhi seluruh pikiran kita.
5)
Rasa syukur yang tinggi
Apa yang kita dapat
saat ini dan apa yang kita alami saat ini adalah buah kehidupan yang patut disyukuri. Mensyukuri apa yang
dimiliki dan tidak berkeluh kesah tentang apa yang tidak dipunyai adalah
langkah tepat untuk membahagiakan diri sendiri.
Menurut Seligman (1991) ciri-ciri positive thingking (berpikir positif)
antara lain:
1)
Tidak mendengar gosip
yang tak menentu
Tentu saja, orang yang
suka menggosip atau mendengarkan gossip pasti dekat dengan pikiran negatif.
Sebab, bergosippasti hanya memperbincangkankejelekan orang lain, prilaku ini
tak pernah ada dalam pikiran orang yang positive
thinking (berpikir positif).
2)
Lebih banyak tindakan
daripada sekedar bicara
Orang yang berpikir
positif lebih mengutamakan tindakan yang dapat mengubah daripada hanya
mengucapkan kata-kata yang tak ada gunanya.
3)
Menggunakan bahasa
positif
Yang satu ini pasti
selalu ada pada orang berpikiran positif, yaitu lebih banyak menggunakan bahasa
positif.kalimat yang ingin digunakan terkadang lebih berjiwa optimisme.
4)
Menggunakan bahasa
tubuh positif
Selain menggunakan
kalimat-kalimat dengan intonasi positif, orang yang berpikir positif juga
menggunakan bahasa tubuh positif, seperti senyum, berjalan dengan langkah
tegap, gerakan tangan lebih ekpresif, atau anggukan penuh keyakinan.
5)
Peduli pada citra diri
Orang yang berpikir
positif selalu berusaha tampil baik. Bukan hanya tampak dari luar, tapi dari dalam
diri mereka.
No comments:
Post a Comment