Pengertian
Kesadaran Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah
perilaku yang menentukan bagimana individu bereaksi terhadap situasi setiap
hari yang memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral (Raths, 1978).
Tanggung jawab merupakan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dirinya dengan cara
yang tidak merugikan, merampas atau mengorbankan orang lain dalam memenuhi
kebutuhan mereka (Glesser dalam Rosjidan, 1994).
Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja atau
tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya. Tirtaraharja dan Sulo (2008) membagi wujud
tanggung jawab diantaranya: 1) tanggung jawab kepada diri sendiri, berarti menanggung
tuntutan kata hati misalnya dalam bentuk penyesalan yang mendalam. 2) tanggung
jawab kepada masyarakat, artinya menaggung tuntutan norma-norma sosial. 3)
tanggung jawab kepada Tuhan yaitu tanggung jawab menaggung tuntutan norma-norma
agama.
Menurut Cooper &
Sawaf (2002) kesadaran tanggung jawab mempunyai manfaat sebagai berikut: 1)
Dapat melatih individu menjadi lebih sigap dan waspada dalam bertindak. 2)
Dapat menjadi lebih serius. 3) Dapat menjadi lebih diperhitungkan. 4) Dapat
mempraktekkan semua nilai yang baik tanpa ragu. 5) Dapat menjadikan individu
jarang membuat keputusan yang gegabah yang berakhir dengan akibat buruk pada
diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. 6) Menjadikan individu makin
jujur secara emosi kepada diri sendiri dan orang lain. 7) Menjadikan individu
mengerahkan perhatian yang lebih terhadap apa yang dikerjakan dan perilakunya.
8) Menjadikan individu tidak berbuat atau mengatakan sesuatu yang menyakiti
diri sediri dan orang lain.
Individu bisa dikatakan
memiliki kesadaran tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, jika individu
tersebut memiliki beberapa ciri-ciri tingkah laku seperti:
1)
Menerima tanggung jawab.
Mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya.
2)
Berorentasi tujuan.
Individu dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya
berdasarkan pertimbangan secara rasional, tidak atas dasar paksaaan dari luar,
dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan wawasan, pengetahuan,
dan keterampilan yang dimilikinya.
3)
Penerimaan sosial, yaitu
individu dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap
bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
4)
Berorentasi keluar, artinya
individu bersifat resfek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedualian terhadap
situasi dan masalah-maslah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir,
menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka
terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban
orang lain dan menngorbankan orang lain
5)
Dapat mengontrol emosi,
merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustasi, depresi, atau
stres secara positif atau konstruktif, tidak destruktif (merusak)
6)
Mengakui kekurangan dan
kesalahan, menerima akibat dari kesalahan yang dilakukan. Tanggung jawab,
kesiapan individu untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang
dilakukan. Mau menerima resiko secara wajar dan tidak melarikan diri dari
resiko yang dihadapi.
7)
Memiliki komitmen
terhadap tugas atau kewajiban. Yang ditandai dengan adanya ketetapan dan
keteguhan terhadap dorongan-dorongan negatif dari luar yang tidak sesuai dengan
prinsip yang dimilikinya.
8)
Memiliki rasa percaya
diri. Hal ini terbentuk saat sesorang mengenali kemampuannya dan memiliki
kepercayaan untuk melakukan apa yang mampu dikerjakan sendiri.
9)
Memiliki jiwa disiplin. Kedisiplinan
mengajarkan pada siswa tentang siapa yang harus bertanggung jawab untuk
memutuskan sikap yang layak bagi mereka dan siapa yang bertanggung jawab dalam
menyakinkan bahwa mereka bersikap layak di masyarakat (Cooper & Sawaf,
2000).
Daftar
Pustaka
Raths,
L. E., Harmin, M. & Simon, S. B. 1978. Velues
and Teaching: Working with Velues in the clasroom, second edition.
Colombus: Charles E Merrill Publishing Company.
Rosjidan.
1994. Modul Pendekatan-pendekatan
Konseling Kelompok. Malang. IKIP. FIP. BKP
Tirtaraharja,
U & Sulo, L. 2008. Pengantar
pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Cooper,
R. K., dan Sawaf, A. 2002. Executive EQ
Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama.
No comments:
Post a Comment